Konversi Lahan Sawah Indonesia sebagai Ancaman terhadap Ketahanan Pangan

2016 
Abstrak.  Konversi lahan sawah  terus berlangsung dan hal ini merupakan ancaman terhadap pencapaian target swasembada pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju konversi lahan dengan membandingkan analisis spasial dengan resolusi sedang dan analisis dengan citra resolusi tinggi. Penelitian dilaksanakan dari tahun 2013 sampai 2015 di Sembilan provinsi sentra produksi padi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Gorontalo. Untuk tingkat provinsi digunakan data Landsat TM 7  tahun 2000 dibandingkan dengan data tahun 2013, sedangkan untuk analisis tingkat desa dan kecamatan (67 desa/kecamatan di 9 provinsi yang sama) digunakan data IKONOS, Quickbird, atau Worldview dengan beda waktu citra antara 8 dan 12 tahun yang tersaji dalam Google Earth. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan citra satelit Landsat TM 7 memberikan nilai konversi lahan lebih rendah (sekitar 12.347 ha/tahun untuk 9 provinsi) karena konversi lahan dengan luasan 4%/tahun), sedang (2-4%/tahun) dan rendah ( 4%/year), moderate (2-4%/year) and slow   (<2%/tahun). Paddy fields with rapid conversion rates are estimated to demise by 2025. Those with moderate conversion rates will become only about 200,000 ha in 2045 from 1.7 million ha in 2014. The area of paddy field with slow conversion rate will also decrease with time. The 8.1 million ha current paddy field will decrease to about  6 million ha by 2045, assuming the same conversion rate compared to the historical one. Without significant efforts of safeguarding the existing paddy field and without development of new paddy field, the Indonesian food security targets will go astray.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []