Reconstruction of Maritime Boundary between Indonesia and Singapore Using Landsat-ETM Satellite Image

2004 
SUMMARY State boundaries are the main manifestation of a country sovereignty. Up to now, Indonesia has still unresolved its maritime boundary with 10 countries. The certainty of the state boundary has to be declared using a chart with an adequate scale or using geographical coordinates describing the real condition of the area which specifies the geodetic datum. There are many technologies to determine these maritime boundaries, one of them is remote sensing technology. This research focuses on baseline reconstruction as the reference in maritime delimitation as defined by UNCLOS using Landsat ETM satellite image and investigate the delimitation of Indonesia and Singapore as case study. Since the baseline uses the low water line, this research assumed that boundary of land and water body shown in the image is the low water line. So far the result of this research shows that the combination of Image Enhancement and Image Classification method could be used to identify the baseline. INTISARI Perbatasan wilayah negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara. Batas wilayah mempunyai peranan penting dalam penentuan batas kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam, menjaga keamanan dan keutuhan wilayah. Hingga saat ini, perbatasan maritim Indonesia dengan 10 negara tetangganya belum seluruhnya selesai, artinya batas kedaulatan Indonesia belum jelas. Untuk itu kepastian hukum dan batas kedaulatan Indonesia yang diwujudkan dalam bentuk peta dengan skala yang memadai atau daftar koordinat geografis perlu segera diselesaikan. Salah satu alternatif teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk penentuan batas maritim suatu negara adalah dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Penelitian ini memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dalam penentuan batas maritim negara yang difokuskan pada penentuan garis pangkal sebagai acuan penarikan garis batas maritim berdasarkan UNCLOS memanfaatkan citra satelit Landsat ETM dengan studi kasus batas maritim antara Indonesia dan Singapura. Menurut UNCLOS garis pangkal menggunakan garis air rendah, dalam hal ini batas darat dan air yang tergambar pada citra diasumsikan sebagai garis air rendah. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kombinasi dari metode Penajaman Citra menggunakan Komposit RGB serta Rationing, dan metode Klasifikasi Citra menggunakan Density Slicing serta Klasifikasi Terawasi, dapat digunakan dalam penentuan batas darat dan air yang selanjutnya ditetapkan sebagai garis pangkal.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    2
    References
    2
    Citations
    NaN
    KQI
    []