ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN PEMODELAN DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN SUNGAI (STUDI KASUS SUNGAI KARANG MUMUS, SAMARINDA)
2018
Sungai Karang Mumus merupakan anak Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur. Sungai tersebut membelah Kota Samarinda sehingga aktivitas masyarakat di perkotaan memberikan dampak pencemaran ke sungai. Selain itu Sungai Karang Mumus dan Sungai Mahakam merupakan sumber air baku pengolahan air bersih di PDAM Samarinda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji sebaran spasial sumber pencemar, analisis sebaran spasial kualitas air sungai, pemodelan daya tampung beban pencemaran dengan QUAL2Kw dan merumuskan strategi pengendalian pencemaran.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan sampling dan observasi. Sampling air sungai dilakukan di anak sungai dan sungai utama secara purposive sampling. Analisis hasil sampling dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Hasil laboratorium dipergunakan untuk analisis sebaran spasial kualitas air sungai dengan tools ArGIS dan menghitung Daya Tampung Beban Pencemar (DTBP) per segmen sungai dengan tools Model QUAL2Kw. Responden merupakan orang yang benar-benar mengetahui tentang Sungai Karang Mumus yaitu perwakilan pihak pemerintah, industri/jasa dan masyarakat. Hasilnya dianalisis menggunakan Analysis Hierarchy Process (AHP) dengan tools Expert Choice 11. Hasil dari AHP merupakan strategi pengendalian pencemaran sungai.
Sumber pencemar dominan di Sungai Karang Mumus berasal dari sektor domestik. Sebaran spasial kualitas air menunjukkan pH dan BOD telah melampaui standar, TSS, NO3 dan PO4 masih memenuhi standar. Temperatur dan Fecal Colliform melebihi standar mulai dari segmen 2 sampai segmen 5. Nilai COD di segmen 1, 2 melebihi standar dan di segmen 3, 4, 5 masih memenuhi standar. Standar yang dipergunakan adalah PERDA Kaltim No. 2 Tahun 2011. DTBP untuk parameter BOD telah terlampaui di seluruh segmen sungai. DTBP untuk parameter COD telah terlampaui di seluruh segmen, kecuali di segmen 3 masih mampu menampung COD sebesar 398 mg/L. DTBP untuk parameter TSS di seluruh segmen masih mampu menampung kecuali di segmen 4 terlampaui sebesar -4,2 mg/L. Strategi pengendalian pencemaran hasil AHP adalah penyediaan TPS terpadu (0,433), pengetatan perijinan industri dan pembuangan limbah (0,238). Kriteria pendukungnya adalah partisipasi masyarakat (0,338) dan kebijakan hukum (0,288) yang tegas. Pemerintah dan industri (0,4) sama-sama memiliki peranan penting dalam mewujudkan strategi tersebut. Kesimpulannya, Sungai Karang Mumus tercemar ditunjukkan dari daya tampung BOD telah terlampaui di seluruh segmen. Sumber pencemar dominan berasal dari sektor domestik. Strategi pengendalian pencemaran sungai adalah penyediaan TPS terpadu; pengetatan perijinan industri dan pembuangan limbah. Hal ini perlu dukungan dari partisipasi masyarakat, kebijakan hukum yang tegas dan perlunya komitmen dari pemerintah dan industri/jasa. Kata kunci: Pencemaran, Beban Pencemaran, Daya Tampung, Strategi
Karang Mumus River is tributary of Mahakam River in Samarinda, East Kalimantan. It crossing Samarinda City while community activities influence pollution impact to the river. Beside that, Karang Mumus River and Mahakam River is water resources for water treatment plant (PDAM) in Samarinda. Purpose of this research are investigate spatial distribution of pollution source, analysis spatial distribution of river water quality, capacity of pollutant load using QUAL2Kw Model and building formula for pollution control strategy.
This research using survey method, sampling and observation field. River water sampling done in tributary and main river using purposive sampling. Laboratory analysis done in Health Laboratory District East Kalimantan Province. The result used for analysis spatial distribution river water quality by ArcGIS tools and calculate Pollution Load Capacity each river segment by QUAL2Kw Model. Respondents are people who really know about Karang Mumus River, they are represented from government, industry/service and community. Results were analyzed using Analysis Hierarchy Process (AHP) with Expert Choice 11 tools. AHP results is a river pollution control strategy.
The dominant pollutant source in Karang Mumus River comes from domestic sector. Spatial distribution of water quality indicates that parameters of pH and BOD have exceeded the standard, TSS, NO3 and PO4 still meet the standard. Temperature and Fecal Coliform have exceeded the standard start from segment 2 until segment 5. COD in segment 1,2 have exceeded the standard and have passed in segment 3,4 and 5. Standard is used Regional Regulation No.2 Years 2011. Capacity pollutant load for BOD has been exceeded in all river segments. Capacity pollutant load for COD has been exceeded in all segments, except in segment 3 still able to accommodate COD of 398 mg/L. Capacity pollutant load for TSS in all segments is still able to accommodate except in segment 4 exceeded by -4.2 mg/L. Result AHP for pollution control strategy saw that needed provide garbage disposal (0.433), Industry permit and disposal waste (0.238). The main criteria to catch strategy are community participation (0.338) and regularly law (0.288). Government and industry have important respond by value 0.4 for achieve the goal.
Conclusion of this research is Karang Mumus River have been polluted, Capacity of BOD already exceeded in all segment. Dominant pollutant source come from domestic sector. Pollution control strategy should be done are provide garbage storage, industry permit and waste disposal. It’s need support from community participation, explicit regularly law and need commitment from government and industry/service.
Keyword: Pollution, Pollutant Load, Capacity, Strategy
Keywords:
- Correction
- Source
- Cite
- Save
- Machine Reading By IdeaReader
0
References
0
Citations
NaN
KQI