Sekolah Siaga Bencana: Pembelajaran dari Kota Bengkulu

2018 
Pengalaman berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami di Indonesia sudah seharusnya menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk selalu siap siaga menghadapi potensi ancaman bencana tersebut di masa yang akan datang. Banyaknya korban jiwa dan harta benda serta orang hilang mencerminkan kurangnya kesiapan dan antisipasi masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan minimnya informasi fenomena alam yang terjadi di wilayah pesisir dan laut. Pendidikan siaga bencana perlu segera dilakukan mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di daerah rawan bencana. Komunitas sekolah merupakan salah satu pemangku kepentingan yang sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana alam. Komunitas sekolah adalah agen perubahan yang sangat potensial untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang fenomena gempa dan tsunami serta memotivasi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengurangi risiko bencana. Hasil kajian Community Preparedness-LIPI atau disingkat Compress- LIPI (di bawah koordinasi Pusat Penelitian Oseanografi-P2O LIPI) menggambarkan bahwa komunitas sekolah masih kurang siap dalam mengantisipasi bencana gempa bumi dan tsunami termasuk di Kota Bengkulu. Buku ini terdiri dari: Bab I: Pendahuluan Bab II: Piloting Sekolah Siaga Bencana di Kota Bengkulu Bab III: Model Sekolah Siaga Bencana: Pembelajaran dari Pilot Sekolah Siaga Bencana Bab IV: Ayo Selamatkan Mangrove Bab V: Sekolah Siaga Bencana
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []