Potret Praktik Keberagaman Masyarakat Palembang Abad ke-19 dalam Naskah Tasawuf

2019 
Abstract: Religion is a source of customs and traditions in life, although in the process of development it is never exactly the same between one region and another, but it can still take root especially in the Palembang area. This can be seen from pre-Islamic culture still shows its existence and shape even if only in a small percentage. For this reason, the question arises how the portrait of the 19th century Palembang religious practice? By looking at the presence of Islam at that time. To answer the question above, researchers used library research using historical research methods with script data sources, namely the Ratib Samman, Risalah Tawasul and Tuhfah ar-Ragibin. The data is verified and interpreted and then written in narrative form (historiography). The results showed that pre-Islamic culture still shows its existence, namely breaking by presenting juwadah (Palembang's wet cake) even though the people have embraced Islam and some religious practices are colored with traditional things wrapped in verses of the Quran as reading spells and prayers.  --- Abstrak: Agama merupakan sumber adat istiadat dalam kehidupan, sekalipun dalam proses perkembangannya tidak pernah persis sama antara daerah satu dengan yang lainnya, tetapi tetap dapat mengakar khususnya di daerah Palembang. Hal ini dapat terlihat dari budaya pra Islam tetap menunjukkan eksistensinya dan bentuknya walau hanya dalam prosentase yang kecil. Untuk itulah muncul pertanyaan bagaimana potret praktek keberagamaan masyarakat Palembang abad ke-19? Dengan melihat kehadiran Islam pada saat itu. Untuk menjawab pertanyaan di atas peneliti mengunakan penelitian pustaka dengan menggunakan metode penelitian sejarah dengan sumber  data naskah, yaitu naskah Ratib Samman, Risalah Tawasul dan Tuhfah ar-Ragibin. Data tersebut diverfikasi dan  dinterpretasikan kemudian dituliskan dalam bentuk narasi (historiografi). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa budaya pra Islam masih menunjukkan eksistensinya, yaitu menyanggar dengan menyuguhkan juwadah (kue basah khas Palembang) kendati masyarakatnya telah memeluk Islam dan sebagaian lagi praktek keberagamaan diwarnai dengan  hal-hal yang sifatnya tradisional dengan dibungkus ayat-ayat Quran sebagai bacaan mantera dan doanya.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []