MANAJEMEN RANTAI PASOK DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGEMBANGAN USAHATANI TEBU DI MADURA

2020 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). pengaruh langsung dan tidak langsung praktik manajemen rantai pasok terhadap aktivitas usahatani tebu di Madura; 2). mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung praktik manajemen rantai pasok terhadap kinerja usahatani tebu di Madura; 3). mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung aktivitas usahatani tebu terhadap kinerja usahatani tebu di Madura; 4). mengetahui prioritas lokasi pabrik gula di Madura. Penelitian ini dilakukan di Madura Jawa Timur. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan Madura merupakan salah satu lokasi pengembangan usahatani tebu lahan kering di Jawa Timur. Teknik penentuan sampel untuk menjawab tujuan kesatu, kedua, dan ketiga menggunakan sampling jenuh atau disebut dengan istilah sensus dengan jumlah responden sebanyak 93 petani tebu kemitraan dengan pabrik gula (PG) Kremboong. Penentuan sampel untuk mengetahui tujuan keempat dipilih dengan teknik Purposive Sampling, dengan jumlah pakar sebanyak 7 orang. Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan kesatu, kedua, dan ketiga adalah Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS); sedangkan tujuan keempat adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil analisis SEM-PLS menunjukkan bahwa: 1). praktik manajemen rantai pasok berpengaruh langsung terhadap aktivitas usahatani; 2). praktik manajemen rantai pasok tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja usahatani; 3). praktik manajemen rantai pasok melalui mediasi aktivitas usahatani berpengaruh terhadap kinerja usahatani. Hubungan dengan PG. Kremboong merupakan indikator yang paling dominan merefleksikan praktik manajemen rantai pasok. Indikator peningkatan manajemen usahatani dan penguasaan teknologi budidaya, keduanya merupakan indikator yang dominan dalam merefleksikan aktivitas usahatani. Indikator kinerja finansial dan kinerja operasional, keduanya merupakan indikator yang dominan merefleksikan kinerja usahatani. Hasil analisis AHP menunjukkan prioritas lokasi pabrik gula di Madura adalah Kabupaten Bangkalan. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kriteria modal sosial merupkan kriteria utama dalam penentuan lokasi pabrik gula, selanjutnya kriteria tingkat kesesuaian lahan di urutan kedua, dan potensi bahan baku tebu di urutan ketiga. Kata Kunci: Manajemen rantai pasok, usahatani tebu, lokasi pabrik gula, partial least square This study aimed to find out: 1). direct and indirect effects of supply chain management practices on sugarcane farming activities in Madura; 2). the direct and indirect effects of supply chain management practices on the performance of sugar cane farming in Madura; 3). the direct and indirect effects of sugarcane farming activities on the performance of sugarcane farming in Madura; 4). the priority location for a sugar factory in Madura. This research was conducted in Madura, East Java. Determination of the location was done purposively, with the consideration that Madura is one of the locations of the development of dryland sugarcane farming in East Java. The sampling technique to answer the first, second, and third objectives used saturated sampling or referred to as census terms with 93 respondents consisting of sugar cane farmers in partnership with the Kremboong sugar factory (SF). Determination of the sample for the fourth objective was done by purposive sampling technique, with a total of seven experts. The data used to answer the first, second, and third objectives were analyzed with the Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS) while the fourth objective was analyzed with the Analytical Hierarchy Process (AHP). SEM-PLS analysis results show that: 1). supply chain management practices directly influence farming activities; 2). supply chain management practices do not directly influence farm performance; 3). supply chain management practices through mediation of farming activities affect farm performance. Relationship with Kremboong SF was the most dominant indicator reflecting supply chain management practices. Indicators of improving farm management and cultivation technology mastery were both dominant indicators in reflecting farm activity. Indicators of financial performance and operational performance were both dominant indicators that reflect farm performance. AHP analysis results show that the most appropriate location of the sugar factory in Madura is Bangkalan Regency. The results of this study found that the criteria for social capital was the main criteria in determining the location of a sugar factory, followed by land suitability and the potential for sugar cane in the second and third place.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []