PENERAPAN PISAU BAJAK ERGONOMIS DI DAERAH LAHAN KERING

2017 
Program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) bagi kelompok tani di Desa Batunya Baturiti Tabanan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanah olahan sehingga didapatkan produktivitas yang setinggi-tingginya. Kualitas tanah olahan dikatakan baik bilamana agregat atau butir-butir tanah terdiri dari butiran kecil yang memungkinkan terjadinya sirkulasi oksigen ketika tanah ditanami, sedangkan kuantitas tanah olahan adalah jumlah tanah dalam meter persegi yang mampu diolah tiap satuan waktu. Dengan kualitas tanah olahan yang baik petani akan mampu menanam bibit lebih banyak jika dibantingkan jika tanah olahan terdiri dari bongkahan-bongkahan kasar tidak merata. Pisau bajak atau yang lebih umum disebut singkal memegang peranan penting ketika proses pengolahan tanah akan dilakukan. Pisau bajak yang selama ini dipakai oleh warga kelompok tani adalah pisau bajak existing yang memiliki kelemahan pada bentuk mata pisau yang tidak bisa dibelokkan atau dibuat membentuk sudut, sehingga tidak mampu menjangkau tanah yang berada di pinggir pematang. Kira-kira 1 meter di sepanjang pematang tanah garapan tidak bisa dikerjakan karena alasan teknis, yaitu terhalang oleh roda traktor. Tanah-tanah tersebut, ditambah tanah di setiap sudut petak ladang terpaksa harus dikerjakan dengan tenaga tani upahan yang tentunya memerlukan biaya tambahan. Dengan mempertimbangkan adanya kemungkinan untuk upaya perbaikan, anggota kelompok tani Kembang Sari Batunya Bedugul sepakat berkolaborasi dengan para akademisi Politeknik Negeri Bali untuk mendapatkan solusi. Ada tiga desain yang ditawarkan kepada kelompok tani Kembang Sari, Desa Batunya Kecamatan Baturiti Tabanan Bali. Pertama, pisau bajak dengan empat mata pisau. Desain ini mengadopsi model pisau bajak yang dipakai oleh petani di Negara Inggris. Kinerja pisau bajak empat mata cukup baik, namun kurang disukai oleh petani karena agak berat dan tidak mampu menghalau sampah. Pisau bajak bermata dua juga memberi harapan cerah karena mampu meningkatkan produktivitas hampir 12%, namun sebagaimana juga pisau bajak bermata empat, pisau bajak ini memiliki kelemahan pada desain yang kurang fleksibel serta relatif berat. Mempertimbangkan kelemahan kedua desain di atas, pilihan kemudian jatuh pada desain yang ketiga, yaitu sebuah pisau bajak multi fungsi yang ergonomis. Multi fungsi karena posisi pisau dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Ergonomis karena ukurannya memakai antropometri petani. Produktivitas kerja meningkat cukup signifikan saat pisau bajak jenis ini diaplikasikan pada tanah lahan kering.
    • Correction
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []