Nilai-nilai kemasyarakatan dalam surat Al-Hujurat (studi penafsiran Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an)

2014 
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang sudah dijamin keontetikannya akan tetap relevan di setiap tempat dan waktu. Di dalamnya mengandung banyak nilai dan pesan universal yang berbicara tentang kemasyarakatan dengan fungsi utama untuk mendorong lahirnya perubahan-perubahan positif dalam masyarakat. Problem- problem yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat tentu tidak akan pernah ada habisnya. Untuk itu al-Qur’an hadir menjadi solusi dengan memberikan petunjuk dan pedoman hidup mengenai nilai-nilai kemasyarakatan (social volues), yang terangkum di dalam 114 surat al-Qur’an. Surat al-Hujurat merupakan salah satu dari beberapa surat al-Qur’an yang intens dan fokus pada pembahasan tentang akhlak dan moral dalam pergaulan hidup manusia di tengah masyarakat. Sebagaimana yang penulis angkat menjadi tema penelitian ini, “Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam surat al-Hujurat (Studi Penafsiran Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi zhilal al-Qur’an).” Dalam penelitian ini kitab tafsir yang menjadi kajian utama adalah Tafsir fi zhilalil Qur’an Karya Sayyid Quthb.Sebagaimana yang menjadi macam dari Sayyid Quthb, yang tafsirnya dikenal memiliki corak penafsiran al-adabi al-Ijtima’i. Selain itu Tafsir fi zhilal al-Qur’an merupakan tafsir kontemporer yang akomodatif dan relevan terhadap beragam masyarakat Islam. salah satunya masyarakat Islam Indonesia, kerena ditulis tidak fanatik terhadap salah satu madzab. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode Analisis deskriptif (analytical descriptive method) yakni suatu upaya mendiskripsikan penafsiran Sayyid Quthb terhadap nilai-nilai kemasyarakatan yang terdapat di dalam surat al-Hujurat kemudian dianalisis dan dicari bagaimana kontekstualisasinya pada era sekarang ini. Dari hasil penelitian ini, penulis mendapatkan beberapa nilai dan pesan moral yang ada dalam surat al-Hujurat, sebagaimana yang sudah penulis klasifikasikan menjadi dua kategori. Pertama, dalam bentuk perintah yaitu tabayyun (klarifikasi), perdamaian, keadilan, persaudaraan, saling mengenal. Kedua, dalam bentuk larangan yaitu tidak mendahului Allah dan Rasul-Nya, tidak meninggikan suara, tidak mengolok-olok, tidak mencari keburukan, tidak berprasangka buruk, dan tidak mengunjing. Aturan moral dalam hubungan interaksi antar manusia yang lengkap inilah yang disampaikan dalam surat al-Hujurat, bahwa Allah SWT. Ingin mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman dengan kesopanan-kesopanan, jika berpegang teguh dengan nilai-nilai itu maka akan langgenglah rasa cinta, persaudaraan, persatuan serta menambah kuatnya hubungan dalam kehidupan bermasyarakat.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []