Efikasi galur lokal Bacillus thuringiensis H-10 ditumbuhkan pada berbagai media terhadap kematian jentik nyamuk vektor penyakit di laboratorium

Bacillus thurrngiensrs darrnstadrenvs ( H - 10 ) adalah bakteri yang mempunyai kemampuan sebaga pengendali hayati, karena mampu membunuh larva 7,eprdoptera ( Romhyx morz ) dan larva Drptera yaitu larva CuEex trrtaenzorhynchus, Cx. quenquefasczatus molestus dan Ae. aegyptr di Jepang ( Padual, et al 1980 ). Di Indonesia penelitian tentang bakteri galur lokal Bacillus thurmgzenszs ( H - 10 ) beium banyak dilakukan, baik di lapangan maupun di laboratorium sehingga dalam penelitian diperlukan bakteri pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi dan umur residu bakteri galur lokal B thuringiensis H - 10 yang ditumbuhkan pada me&a air kelapa, air rebusan kedelai, Nutnent Broth dan media Trypthose Phosphat Broth terhadap larva Cx. quinquefavciaius, Ae aegypti dan An Aconduo serta untuk mengetahui media yang paling balk untuk pertumbuhan bakteri tersebut. Penelitian dilakukan melalui 2 tahap Tahap pertama dilakukan uji hayati untuk menentukan nilai LC 50 dan LC 95. Tahap kedua dilakukan uji efek residu untuk menentukan wnur residu bakteri pada larva Cx. quinquefasczatus, Ae. aegyptz dan An aconitus Hasil ujt hayati menunjukkan bahwa LC 95 bakteri galur lokal B. thunngzensrs H - 10 pada media air kelapa, air rebusan kedelai, Nutrient Broth dan Typthose Phosphate Broth paparan 24 jam terhadap larva Cx. quinquefascratus adalah 56,36 ml/lOO ml, 998,44 ml/l00 ml, 1984,56 mV100ml dan 51,47 m11100 ml. Terhadap larva Ae. aegyptz adalah 32,28 ml/l00 ml, 32,71ml/ 100 ml, 32,28 m1/100 ml dan 56,36 d100 ml Terhadap larva An. aconrtus adalah 39,97 mVl00 ml, 20,79 dlO0 ml, 54,12 mVlO0 ml dan 12,84 mVl00 ml. Media air rebusan kedelai dan media Nutrient Broth, tidak efektif untuk pertumbuhan bakten galur lokal B. thurmgzenszs H - 10 terhadap larva Cx. quznquefasciatus karena untuk membunuh larva tersebut memerlukan konsentrasi di atas 100% Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor daya tahan larva, perilaku mengambil makan dan sedimentasi media. Media yang paling baik untuk pertumbuhan bakteri galur lokal B. thunngzenors H - 10 adalah media air kelapa. Berdasarkan hasil analisis varians, ada perbedaan yang bermakna efkasi bakteri galur lokal B. thuringiensw H - 10 yang &tumbuhkan pada berbagai media terhadap larva C.X. quinquefasciaiuo, Ae. negypti dan Tidak ada perbedaan yang bermakna umur residu terhadap larva Cx. quznquefasciatus. Ada perbedaan yang bermakna pada umur 2 hari terhadap larva Ae negypti, ada perbedaan yang bermakna pada ~unur 1 dan 2 hari bagi larva An. Aconztus. Diperlukan penelitian uji coba di lapangan, khususnya dengan organisme lama jenis lain seperti Mansonia dan organisme Coleoptera, penelitian tentang eksistensi adanya toksin dengan teknik HPLC, media air kelapa dapat digunakan An aconitus sebagai pengganti media standar. Bacillus thuringiensis darmstadiensis ( H - 1 0 ) is bacteria which has potentials as the biocontroller due to their capability to kill the larvae of Lepii3optera ( Bombryx mori ) and Diptera, that is the larvae of Cx.tritaeniorhynchus, Cx. molestus and Ae aegypti in Japan ( Padual, el a1 1980 ), In Indonesia, the research concerning the local strain bacteria B. thurzngzenszs H - 10 has not been much carried out, both in the fields and in the laboratories, so that we need comparable bacteria in the experiments. This research is intended to find out the efficacy and the residual periods of the local strain bacteria R. thuringiensis H-10 which is grown at the media of coconut water, boiled - soya water, nutrient broth and trypthose phosphate broth against the larvae Cx. quinquefasciatus, Ae. aegypti and An. acunitus also to find out the best media to grow these bacteria. The experiment is carried out through 2 stages. At the first stage, the bioassy tests are done to determine the value of LC 50 and 1C 95. At the second stage, the tests on the residual effects are held to find out the residual effec of the bacteria against the larvae of Cx. quinquefasciatus, Ae. aegypti and An. acunitus. The result of bioassy tests show that 1,C 95 at the medium of coconut water, boiled - soya water, nutrient broth and trythose phosphat broth, exposed in 24 hours against the larvae of Cx. quinquefasciatus are 56.36 mVlOO ml, 998.44 ml/lOO ml, 1984.56 ml/ 100 ml and 51.47 ml/lOO ml. Against the larvae Ae. negypti are 32.28 mVlOO ml, 32.71 ml/ 100 ml, 32.28 and 56.36 m1/100 ml. Against the larvae An. aconitus are 39.97 ml/ 100 ml, 20.79 ml/l00 ml, 54.12 ml/l00 ml and 12.84 ml/l00 ml The media of the boiled - soya water and nutrient broth are not effective for the growth of local strain bacteria B. fhurzngiensis H - 10 againts the larvae Cx. quinquefasciatus. It is because to kill those larvae needs concentrasion over 100 %. This may be influenced by the larvae's immunity, eating habits and the sedimentation of the media. The best medium for the growth of the local strain bacteria B. thuringiensis H - 10 is the coconut water. Based on the results of the variant analyses, there is significant distinction of the efficacy of the lokal strain bacteria B. thuringiensis H-10 gown at various me&a against the disease - vector larvae. There no sigmficant hstinction of the residual period againt the larvae Cx. quinqwe$3scintuLv. There is significant distinction at the periods of 2 days against the larvae Ae. aegypti, there is significant dlstinction at the period of 1 and 2 days for the larvae An. Aconitus. Field experiments dealing with the existence of the toxin with HPLC techniques. Media coconut can to subtitute standart media.