Prediksi Debit Limpasan Air Permukaan pada Daerah Rawan Banjir di Kabupaten Jombang Berdasarkan Pemodelan Penggunaan Lahan

2021 
Pertumbuhan penduduk dan penetapan kebijakan khusus bagi suatu wilayah memiliki dampak langsung terhadap laju pembangunan. Dampak dari meningkatnya laju pembangunan adalah alih fungsi lahan, tidak terkecuali alih fungsi lahan pada kawasan resapan air sehingga mengakibatkan meningkatnya debit limpasan air yang berpotensi menjadi banjir. Terlebih peningkatan laju pembangunan tersebut terjadi pada daerah rawan banjir. Hal tersebut terjadi di Kabupaten Jombang, khususnya pada Kecamatan Mojoagung, Mojowarno, Sumobito, Bareng, dan Wonosalam. Selama 11 tahun (2006-2017) 5 kecamatan tersebut mengalami alih fungsi lahan dari non terbangun menjadi terbangun seluas 2009,26 Ha, selain itu wilayah tersebut merupakan daerah langganan banjir dan berdasarkan rencana tata ruang ditetapkan menjadi kawasan strategis ekonomi dengan fungsi perkotaan, perdagangan, dan industri. Berdasarkan pada kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memprediksi debit limpasan air permukaan berdasarkan pemodelan penggunaan lahan sebagai respon penetapan kebijakan yang ada. Tujuan penelitian dicapai dengan mengidentifikasi pola perkembangan penggunaan lahan, lalu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, selanjutnya melakukan pemodelan spasial penggunaan lahan sampai tahun 2039 dengan menggunakan metode celluler automata, dan terakhir menganalisis peningkatan debit limpasan air permukaan berdasarkan pemodelan penggunaan lahan dengan menggunakan metode rasional. Hasil dari penelitian ini wilayah penelitian terbagi menjadi 63 sub Das dan menghasilkan 2 skenario pemodelan penggunaan lahan yakni berdasarkan trend pertumbuhan lahan (SK1) dan analisis kebutuhan lahan (SK2). Berdasarkan SK1 menunjukkan 71,43% dari 63 sub das mengalami kenaikan koefisien limpasan dan debit limpasan dengan rata-rata kenaikan 0,61-0,63 m3/detik, dengan rincian terdapat 4129,15 Ha lahan yang diprediksi akan berubah menjadi kawasan terbangun pada tahun 2039 dengan potensi mengakibatkan kenaikan debit sangat tinggi. Sementara SK2 menunjukkan 68,25% dari 63 sub das mengalami kenaikan koefisien limpasan dan debit limpasan dengan rata-rata kenaikan 0,38-0,4 m3/detik, dengan rincian terdapat 2999,81 Ha lahan yang diprediksi akan berubah menjadi kawasan terbangun pada tahun 2039 dengan potensi mengakibatkan kenaikan debit sangat tinggi.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []