REVIEW DESAIN BANGUNAN PELIMPAH EMBUNG PALLOTAWO DENGAN DATA HUJAN TERBARU

2020 
Embung merupakan waduk berukuran mikro yang dibangun untuk menampung kelebihan air di musim hujan sehingga dapat dimanfaatkan pada musim kemarau. Air yang ditampung dapat digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian  bernilai ekonomi tinggi di musim kemarau atau saat curah hujan makin jarang. Salah satu embung yang sudah pernah didesain adalah Embung Pallotawo di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Lokasi wilayah perencanaan Embung Pallotawo terletak di Desa Palotawo (4 o 38’47,4” LS, 122 o 21’69,5”BT) Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, dengan jarak tempuh sekitar ± 20 km dari Ibu kota Kabupaten atau sekitar ± 86.1 km dari Kota Kendari (melalui Jl. Poros Kendari – Andoolo). Bagian hilir bangunan pelimpah merupakan lahan pertanian dan perkebunan, sedangkan bagian hulu bangunan pelimpah merupakan tanah cekungan yang akan dipakai untuk tampungan.  Embung ini didesain untuk keperluan konservasi air dan irigasi. Pada saat desain, bangunan pelimpah embung ini menggunakan data hujan 10 tahun dari tahun 2008 hingga 2017. Review ini akan menggunakan rentang data 29 tahun dari tahun 1990 hingga 2018 untuk menghasilkan desain yang lebih up-to-date . Langkah pengerjaan yang pertama dilakukan adalah menggunakan analisis debit hidrologi untuk menghasilkan data banjir rancangan. Data hujan terbaru (29 tahun) yang telah dikumpulkan lewat stasiun hujan yang sama dengan desain awal digunakan untuk menghasilkan debit banjir rencana. Stasiun hujan tunggal yang dipilih adalah stasiun hujan Atari Lama di Konawe Selatan. Data curah hujan maksimum tahunan diuji dengan RPAS kemudian digunakan distribusi Gumbel dan Log Pearson tipe III untuk menghasilkan curah hujan periode ulang. Hasil distribusi Log Pearson tipe III dan Gumbel kemudian diuji distribusinya menggunakan metode Chi-Square . Debit banjir dihasilkan dari curah hujan periode ulang menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis. Debit banjir terbesar digunakan sebagai debit banjir rancangan untuk membuat desain bangunan pelimpah baru. Desain baru bangunan pelimpah akan diuji kestabilan strukturnya terhadap guling, geser, uplift dan rembesan.  Desain baru bangunan pelimpah perlu dibandingkan dengan bangunan pelimpah lama. Dalam studi ini seluruh data selain data curah hujan tetap menggunakan data terdahulu (kemiringan lahan, DAS, topografi, tutupan lahan) dan review desain ini terbatas pada bagian bangunan pelimpah saja. Pada saat ini Embung Pallotawo belum dibangun, oleh karena itu review desain menggunakan data terbaru  dapat digunakan untuk memperbaharui desain terdahulu agar lebih sesuai dengan kondisi saat ini. Dikarenakan  perubahan desain bangunan pelimpah dapat memiliki pengaruh terhadap biaya pembangunan, maka desain baru dapat menjadi alternatif bangunan pelimpah sesuai dengan kebijakan penganggaran yang akan diambil oleh para stakeholder .
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []