REFLEKSI KEKUASAAN DALAM TUTURAN ILOKUSI PERDANA MENTERI ABE SHINZOU TENTANG PANDEMI COVID-19

2021 
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dominan dan refleksi kekuasaan dari klasifikasi tindak tutur ilokusi yang diutarakan Abe Shinzou dalam 8 transkrip pidato konferensi pers tentang covid-19. Untuk itu, dianalisis secara analisis wacana dengan klasifikasi teori tindak tutur oleh Searle untuk menemukan refleksi kekuasaan berdasarkan teori Foucault. Penelitian menggunakan Mixed method. Data dikumpulkan secara library research dari laman pemerintahan Jepang dan dianalisis menggunakan strategi Sequential-Transformative menurut Creswell. Penelitian ini menghasilkan temuan (n=395) berupa verba performatif di Asertif (n=127) yaitu tuturan 5 data Mendeskripsikan (4%), 84 data Menginformasikan (66%), 15 data Mengklaim (12%), dan 23 data Meramalkan (18%). Direktif (n=68) yaitu tuturan 53 data Meminta (78%), 2 data Mengajak (3%), 13 data Menyarankan (19%). Komisif (n=123) yaitu tuturan 111 data Menjanjikan (90%) dan 12 data Meniatkan (10%). Ekspresif (n=52) yaitu tuturan 3 data Berbelasungkawa (6%), 1 data Bersimpati (2%), 28 data Berterima kasih (54%), 2 data Ketakutan (4%), 3 data Khawatir (6%), 6 data Meminta maaf (12%), 8 data Penghormatan (15%), dan 1 data Ucapan selamat (2%). Deklaratif (n=25) yaitu tuturan 19 data Menetapkan (76%) dan 6 data Mencabut (24%). Selain itu, kekuasaan yang dimunculkan Abe Shinzou sering menggunakan bahasa hormat (keigo) dengan melibatkan suatu rezim kebenaran dan pengetahuan tentang perubahan aktivitas akibat covid-19 serta terdapat anti-kekuasaan.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    8
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []