PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI DASAR PENDEKATAN STRATEGI PENERAPAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN

2007 
Masalah perumahan kota besar merupakan suatu masalah yang pelik karena dihadapkan pada tidak saja masalah besarnya kebutuhan (kuantitas) atau tumbuhnya permukiman kumuh, melainkan juga dihadapkan pada berbagai masalah keterbatasan fisik (lakon), sosial maupun ekonomi. Dalam mengatasi kemelut masalah tersebut, salah satu upaya Pemerintah adalah dengan menerapkan kebijaksanaan pembangunan rumah susun (dimulai sejak Pelita III) baik melalui program peremajaan kota maupun melalui program pengadaan perumahan terpadu. Namun dalam penerapan kebijaksanaan ini Pemerintah dihadapkan pada kenyataan bahwa masyarakat kelompok sasaran masih ragu menerimanya karena rumah susun masih dianggap fenomena baru. Hal ini tercermin dari masih rendahnya rata-rata tingkat penghunian rumah susun, yaitu sekitar 75%. Memang harus diakui bahwa kebutuhan terhadap perumahan vertikal (rumah susun) sudah tak terelakkan lagi bagi kota besar di Indonesia. Namun yang perlu diperhatikan adalah penyesuaian dengan aspirasi masyarakat kelompok sasaran. Penyesuaian ini dibutuhkan agar rumah susun dapat diterima menjadi pilihan perumahan masyarakat. Dalam kaitan ini menurut Rapoport, aspek penting yang menjadi langkah awal menuju penentuan pilihan perumahan tersebut adalah persepsi masyarakat (Enrivonmental Evaluation or Preference). Semakin baik persepsi masyarakat terhadap rumah susun, peluang menjadi pilihan menjadi semakin terbuka luas. Bertitik tolak pada pandangan tersebut, upaya pengembangan dan penerapan pembangunan rumah susun dimasa depan perlu mendasarkan pada dan atau mempertimbangkan persepsi masyarakat. Dalam kaitan ini, maka persepsi masyarakat tersebut ditujukan pada atribut-atribut yang ada dirumah susun atau yang menjadi dasar pilihan perumahan seperti: aksesibilitas lokasi, lahan dan status kepemilikannya, kondisi dan kelengkapan fasilitas, kondisi hunian, harga atau cicilan kredit, kondisi hubungan atau keterikatan sosial yang terjalin dilingkungan rumah susun. Dengan pertimbangan historis dan keberhasilan tingkat penghunian yang telah dicapai, maka dipilih rumah susun di Tanah Abang dan Kebon Kacang-Jakarta sebagai studi kasus. Langkah pertama studi ini diawali dengan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi masyarakat penghuni kedua rumah susun tersebut (sebagai satu-satunya masyarakat yang telah terbukti memilih rumah susun sebagai rumah tinggalnya) guna mengetahui sejauh mana masyarakat kelompok sasaran telah dapat diakomodasikan. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan persepsinya tentang rumah susunyang dihuninya. Mengingat terbatasnya studi yang dilakukan bila dihadapkan pada kenyataan keberagaman karakteristik masyarakat kota-kota besar di Indonesia, maka studi ini lebih merupakan studi penjajagan atau explorasi, sehingga bila hasilnya akan digunakan sebagai strategi penerapan kebijaksanaan pembangunan rumah susun di kota besar diIndonesia maka perlu ada studi Ianjutan yang lebih komprehensip. Dari hasil studi identifikasi karakteristik sosial ekonomi masyarakat penghuni kedua rumah susun tersebut diperoleh kenyataan bahwa sekitar 80% merupakan masyarakat yang berpenghasilan rendah atau setara dengan Rp. 300.000,- kebawah (meskipun angka tersebut masih belum menggambarkan kemampuan yang sesungguhnya). Sedangkan hasil studi tentang persepsi masyarakat menunjukkan bahwa masalah atau atribut aksesibilitas lokasi rumah susun terhadap fasilitas-fasilitas perkotaan (khususnya fasilitas lapangan kerja) merupakan atribut yang paling dominan/penting bagi masyarakt kelompok sasaran, disamping masalah harga atau cicilann kreditnya. Sementara itu, diperoleh pula hasil faktor-faktor karakteristik sosial ekonomi masyarakat yang paling banyak mempunyai pengaruh terhadap persepsi masyarakat yaitu faktor tingkat penghasilan dan latar belakang status rumah asal. Dengan demikian penyesuaian terhadap temuan-temuan tersebut sangat diperlukan guna menjadikan rumah susun sebagai pilihan perumahan masyarakat.
    • Correction
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []