Hubungan Status Nutrisi Penderita Karsinoma Nasofaring WHO Tipe III Stadium Lanjut Sebelum dan Sesudah Radioterapi dengan Kejadian Mukositis Sesudah Radioterapi

2012 
Status nutrisi merupakan keadaan kesehatan yang ditentukan oleh zat–zat nutrisi yang diterima dan dimanfaatkan oleh tubuh. Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Kekurangan nutrisi pada penderita kanker memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistim tubuh. Penelitian terdahulu menemukan terjadinya malnutrisi atau penurunan berat badan pada pasien kanker sebelum radioterapi dan sesudah terapi kanker seperti bedah, kemoterapi dan radiasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 11 penderita, 1 penderita dinyatakan drop-out karena anemia dan harus menerima transfuse. Tujuan p enelitian ini untuk mengetahui perbedaan status nutrisi pada penderita KNF WHO tipe III stadium lanjut sebelum dan sesudah radioterapi, mengetahui hubungan antara status nutrisi pada penderita KNF WHO tipe III stadium lanjut sebelum radioterapi dengan kejadian mukositis sesudah radioterapi, dan mengetahui hubungan antara status nutrisi pada penderita KNF WHO tipe III stadium lanjut sesudah radioterapi dengan kejadian mukositis sesudah radioterapi . Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik. Pengambilan sampel dilakukan secara non random dengan teknik purposive sampling sampai besar sampel terpenuhi yaitu,10 subyek penderita KNF sebagai sampel (7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan). Status nutrisi penderita (BMI, LOLA, albumin dan transferin) diukur pada saat sebelum dan sesudah radioterapi. Subyek mendapat radioterapi sebanyak 7000 cGy yang terbagi fraksinasi menjadi 35 kali dengan 200 cGy perkali radiasi, 5 kali dalam seminggu. Analisa statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah paired sample t test dan uji korelasi Spearman. H asil penelitian ditemukan perbedaan yang signifikan antara status nutrisi dengan parameter BMI. LOLA, dan transferin sebelum dan sesudah radioterapi dengan p 0,05. Uji statistik ( paired sample t test ) BMI, LOLA, transferin antara sebelum dan sesudah radioterapi menunjukkan untuk BMI p=0,000, LOLA p=0,001 dan transferin p=0,005. Pada paired sample t test albumin sebelum dan sesudah radioterapi menunjukkan nilai p=0,205 diartikan bahwa radioterapi tidak menyebabkan penurunan albumin yang bermakna. Uji Korelasi untuk mengetahui hubungan antara BMI, LOLA, albumin, dan transferin sebelum radioterapi dengan kejadian mukositis menunjukkan BMI p=0,062, LOLA p=0,209, albumin p=0,904, transferin p=0,631 yang berarti status nutrisi tidak berhubungan dengan kejadian mukositis. Uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara BMI, LOLA, albumin, dan transferin setelah radioterapi dengan kejadian mukositis menunjukkan BMI p=0,122, LOLA p=0,209, albumin p=0,902 dan transferin p=1,000 yang berarti status nutrisi setelah radioterapi tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian mukositis setelah radioterapi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian radioterapi pada penderita KNF stadium lanjut menyebabkan penurunan status nutrisi, status nutrisi penderita KNF stadium lanjut sebelum dan sesudah radioterapi tidak berhubungan secara bermakna dengan kejadian mukositis setelah radioterapi.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []