A Complex Blow Out Fracture (A Case Report)

2016 
Trauma maksilofasial dapat menyebabkan fraktur orbita dan jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan permasalahan terhadap fungsi struktur wajah dan penampilan. Beberapa tahun terakhir pengelolaan fraktur telah disamakan dengan penekanan khusus pada fiksasi fragmen yang retak dengan pendekatan anatomi yang tepat. Fraktur blow-out pertama kali diperkenalkan oleh Lang di awal tahun 1990. Fraktur blow-out didefinisikan sebagai sindroma klinis yang ditandai adanya fraktur dinding orbita. Fraktur dinding orbita bisa terjadi tanpa fraktur rima orbita dan bisa juga disertai fraktur rima orbita. Fraktur dinding orbita yang tidak disertai fraktur rima orbita disebut fraktur blow-out murni (pure blow-out fracture). Fraktur yang melibatkan rima orbita disebut fraktur blow-out tidak murni (impure blow-out fracture). Fraktur blow-out  tidak murni diklasifikasikan menjadi beberapa tipe sesuai lokasi rima orbita yang terlibat, yaitu tipe orbito-zigomatiko, naso-orbito-etmoid (NOE), dan komples (kombinasi beberapa tipe). Penanganan fraktur blow-out dapat dilakukan oleh beberapa disiplin ilmu. Identifikasi awal saat di unit gawat darurat setelah penanganan kedaruratan harus mengarah pada permintaan konsultasi ahli bedah trauma wajah dan okuloplasti. Penanganan dengan multidisiplin ilmu dapat menghasilkan hasil yang lebih baik untuk mengembalikan fungsi struktur wajah dan memperbaiki penampilan. Makalah ini akan membahas dua laporan kasus mengenai penanganan fraktur blow-out tipe kompleks pada pasien di Rumah Sakit Dr. Soetomo (RSDS) Surabaya yang dilakukan oleh Divisi Plastik Rekonstruksi Departemen THT-KL dan Divisi Plastik Rekonstruksi Departemen Mata.
    • Correction
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []