Mikrofasies batugamping : studi batugamping paleogen-neogen di Indonesia Bagian Barat

2017 
Batugamping yang berumur Paleogen-Neogen tersingkap cukup baik di tiga pulau utama di Indonesia Bagian Barat, yaitu Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Hal ini tentu tidak terlepas dari keadaan geologi regional Asia Tenggara pada Paleogen-Neogen, yang mana ketiga pulau ini masih merupakan satu kesatuan, yaitu Dangkalan Sunda. Kesamaan runtunan stratigrafi Neogen di ketiga wilayah ini menghasilkan formasi batugamping yang seumur. Pembahasan mengenai mikrofasies batugamping, dimulai dengan pengertian, konsep dan metode analisis mikrofasies. Pembahasan yang tidak kalah penting adalah pengenalan mengenai batugamping itu sendiri, seperti komponen, tekstur, struktur dan klasifikasi batugamping. Fasies batugamping terbagi menjadi fasies-fasies: cekungan, landaian laut terbuka, tepi landaian dalam, lereng depan, tepi paparan, paparan tertampi, landaian laguna atau paparan terbuka, paparan terbatas, dan paparan penguapan. Sembilan fasies batugamping ini selanjutnya terbagi menjadi dua puluh enam standar mikrofasies, dengan kriteria yang berbeda-beda pada masing-masing standar mikrofasies. Beberapa contoh mikrofasies yang akan dibahas dalam buku ini, antara lain: Formasi Baturaja di Sumatera Selatan, Formasi Rajamandala di Jawa Barat, Formasi Jonggrangan di Yogyakarta, Formasi Sentolo di Yogyakarta, Formasi Wonosari di Jawa Timur, dan Formasi Berai di Kalimantan Selatan.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []