KREATIVITAS PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI USAHA DI DESA MANARAP KECAMATAN KERTAK HANYARKABUPATEN BANJAR

2020 
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya melestarikan budaya lokal salah satunya lewat pelestarian kain sasirangan bagi masyarakat Kalimantan Selatan, serta menunjukkan pentingnya peran pengusaha sasirangan dalam eksistensi produk mereka. Karena produk yang eksis akan mendukung upaya pelestarian budaya. Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, kreativitas ini mengacu kepada motif-motif yang terus berkembang dari tahun ketahun. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu melakukan penelitian di Manarap. Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif. Data diperoleh penulis dengan menggunakan teknik wawancara, dengan jumlah responden sebanyak 10 orang. Lokasi penelitian ini di Desa Manarap Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan teknik editing, klarifikasi dan diskripsi yang kemudian dianalisis secara kualitatif dengan acuan landasan teori. Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis adalah pertama, Kreativitas yang sudah dilakukan pengrajin, antara lain: Mempertahankan warna dan selalu mengikuti perkembangan trend masa kini. Mengikuti pameran sehingga bisa memberikan kreativitas baru dan juga menemukan relasi baru. Melakukan inovasi dalam warna dan motif. Mengkombinasikan warna-warna yang baru sehingga menghasilakan motif dan warna yang kreatif. Mengembangkan warna sesuai keinginan konsumen. Berkreasi sendiri. Kedua, Untuk mempertahankan eksistensi usahanya yaitu setiap pengrajin memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan pengrajin yang lain, baik dari segi motif, warna, jenis kain, dan juga harga serta kualitas. Warna ada yang menggunakan warna soft dan warna mencolok. Ketiga, Kendala yang dialami pengrajin, yaitu: Ketidaktepatan waktu yang telah diberikan kepada tukang jahit dan rajut. Keterlambatan pada orang yang melukis dan penjahit. Harga bahan baku yang terus meningkat seperti obat, dan lain-lain. Upah yang meningkat dari penjahit sehingga mempelambat prosuksi kain sasirangan, solusinya dengan menaikaan upah tersebut. Warna yang di minta kadang-kadang tidak sesuai dengan pesanan contohnya seperti ingin warna hijau tetapikan warna hijau ada berbagai macam warna hijau botol, hijau toska, hijau lumut. Banyak kain sasirangan yang kw dengan harga yang miring menimbulkan persaingan dari harga. Ide atau motif yang masih sering di duplikat oleh produksi sasirangan lain.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []