Pengaruh pemberian edukasi dan leaflet terhadap penurunan frekuensi bangkitan epilepsi anak

2020 
Kejang sebagai salah satu manifestasi epilepsi merupakan kelainan saraf yang paling sering terjadi pada anak, di mana ditemukan 4–10% anak-anak mengalami setidaknya satu kali kejang pada 16 tahun pertama kehidupan. Pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap penyakitnya berhubungan dengan keberhasilan terapi. Rendahnya tingkat pengetahuan mengenai epilepsi menyebabkan banyak penderita epilepsi yang tidak terdeteksi secara dini dan prognosis penderita epilepsi menjadi buruk. Edukasi berperan dalam meningkatkan pengetahuan terhadap penyakit epilepsi, konsekuensi, diagnosis dan terapi serta meningkatkan pemahaman terhadap masalah psikososial Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian edukasi dan leaflet terhadap penurunan frekuensi bangkitan pada epilepsi anak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Yogyakarta. Pengisian kuisioner dilakukan secara mandiri oleh subjek di poliklinik anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito. Derajat tingkat pengetahuan subjek dinilai menggunakan instrumen Knowledge, Attitudes, and Practice towards Epilepsy (KAPE), sedangkan derajat tingkat kepatuhan minum obat dengan Morisky scale yang telah dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia. Faktor sosiodemografi lainnya dan frekuensi bangkitan dinilai dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Hasil analisis bivariat pemberian leaflet dengan penurunan frekuensi bangkitan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberikan leaflet dengan yang tidak diberikan leaflet (p 0,058). Walaupun secara statistik tidak didapatkan hubungan bermakna antara pemberian leaflet dengan penurunan frekuensi bangkitan, namun hasil dari penelitian ini didapatkan kecenderungan penurunan frekuensi bangkitan yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []