Nutrition value of rice polish and milled rice from different degree of milling

1998 
Proses penyosohan beras umumnya dilakukan dua kali dengan hasil samping berupa dedak dan bekatul yang tercampur menjadi satu, dan umumnya disebut sebagai dedak. Sedangkan yang dimaksud dengan bekatul pada studi ini adalah bagian dedak yang telah lolos ayakan 60 mesh. Studi ini bertujuan untuk mempelajari nilai gizi bekatul dan beras giling yang diperoleh dari tingkat penyosohan yang berbeda. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor perlakuan, yaitu varietas (3 taraf; IR42, Memberamo, dan Pandanwangi) dan tingkat penyosohan (2 taraf: 0-10 persen dan 10-20 persen). Percobaan dilakukan dengan empat ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap bekatul dan beras yang diperoleh. Adapun variabel yang diamati meliputi komposisi kimia, serat kasar, vitamin B1 dan kandungan energi. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa penyosohan dengan Satake polisher (cara abrasive) selama 3 menit setara dengan penyosohan 0-10 persen, sedangkan penyosohan selama 8 menit setara dengan penyosohan 10-20 persen. Selain itu penyosohan dengan alat Ichi polisher (cara friksi) pada skala komersial adalah setara dengan penyosohan 0-10 persen dengan Satake polisher. Hasil studi menunjukkan bahwa pada bekatul yang dihasilkan terdapat pengaruh interaksi antara varietas dan lama penyosohan terhadap protein, abu, serat kasar, karbohidrat, energi dan vitamin B1. Kadar protein bekatul tertinggi pada varietas Pandanwangi (17,2 persen) yang disosoh selama 3 menit dan kadar vitamin B1 bekatul tertinggi pada Memberamo (6,65 mg) dan Pandanwangi (6,61 mg) yang disosoh selama 3 menit. Sedangkan pada beras-beras yang dihasilkan terdapat interaksi antara varietas dan lama penyosohan yang berpengaruh terhadap kadar protein, lemak dan vitamin B1. Kadar protein beras tertinggi pada IR42 (8,89 persen) yang disosoh selama 3 menit dan kadar vitamin B1 tertinggi pada Memberamo (1,67 mg) yang disosoh 3 menit. Penyosohan dengan cara abrasive menghasilkan bekatul dengan komposisi zat gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara friksi
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []