Analisis Faktor Pra Rumah Sakit Pada Penderita yang Berhubungan dengan Keterlambatan Waktu Terapi Reperfusi Sindrom Koroner Akut (SKA) di Rumah Sakit Umum Propinsi dr. Saiful Anwar Malang, Jawa Timur, Tahun 2016

2017 
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Pemberian terapi reperfusi tepat waktu sangat penting untuk meningkatkan kelangsungan hidup. Intervensi awal dan cepat setelah terjadinya penyakit arteri koroner berkaitan dengan hasil klinis yang Iebih balk, tetapi hal tersebut terhambat oleh sifat alami keputusan mencari bantuan dari penderita. Terdapat beberapa faktor pra RS pada penderita yang berhubungan dengan keterlambatan waktu tiba di RS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pra RS pada penderita yang berhubungan dengan keterlambatan waktu terapi reperfusi Sindrom Koroner Akut. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang melibatkan 60 pasien SKA di rawat inap di ruang Intermediate Ward pada tanggal 14 September-31 Oktober 2016. Analisa difokuskan pada penderita yang mengalami keterlambatan datang di RS (> 120 menit). Hasil uji univariat dari kelompok yang datang terlambat (> 120 menit) sejumlah 33 orang didapatkan, 1) Performa gejala: semua penderita memiliki ketidaknyamanan di dada (100%). Keluhan penyerta (87.9%), penjalaran nyeri (66.7%), dan kualitas nyeri yang dirasakan (90.9%); 2) Situasi: berada di dalam rumah (84.8%) dan bersama dengan orang lain (93.9%) saat mengalami gejala.; 3) Perilaku: sebanyak (63.6%) penderita melakukan penanganan sendiri sebelum memutuskan datang ke pelayanan kesehatan, sedangkan sisanya memilih datang ke fasilitas kesehatan balk faskes 1, 2, dan atau 3.; 4) Pengetahuan, Sikap & Keyakinan Pengetahuan: a) pengetahuan penderita tentang tanda/gejala spesifik (42.4%), b) tidak spesifik (36.4%); Sikap: yakin dapat, a) mengenali tanda/gejala serangan jantung (0%), b) bantuan saat ada yang mengalami serangan jantung (90.9%), Keyakinan: setuju bila mengalami ketidaknyamanan, a) segera pergi ke RS (69.7%), b) diantarkan (naik kendaraan pribadi/umum) daripada memanggil ambulan (72.7%), c) karena biaya perlu memastikan, sebelum datang ke RS (6.1%). Hasil uji bivariat antara kelompok yang datang terlambat (> 120 menit) (55%) dan yang tidak datang terlambat (<120 menit) (45%) menggunakan Chi-square (*Fisher sebagai uji alternatif) didapatkan: 1) Performa gejala: adanya keluhan penyerta (p=0.092); penjalaran nyeri (p=0.148); kualitas nyeri yang dirasakan (p=0.285); 2) Situasi: berada dimana (p=1.000)* dan bersama siapa (p=1000)*; 3) Perilaku saat mengalami gejala (p=0.009); 4) Pengetahuan, Sikap, & Keyakinan: Pengetahuan, a) gejala spesifik jantung (p=0.657); b) gejala tidak spesifik jantung (p=0.957); Sikap, yakin dapat, a) mengenali tanda/gejala serangan jantung (p=0.036); b) bantuan saat ada serangan jantung (p=0.276)*; Keyakinan, setuju bila, a) mengalami ketidaknyamanan dada segera datang ke RS (p=0.048); b) diantarkan (kendaraan pribadi/ambulan) daripada memanggil ambulan (p=0.610); c) karena biaya, perlu memastikan sebelum datang ke RS (p=0.394)*. uji multivariat menggunakan regresi logistik pada variabel yang pada analisis bivariat memiliki nilai p 120 menit. Kesimpulan dari penelitian ini performa gejala yang menyertai dan perilaku saat onset berhubungan dengan interval waktu antara munculnya gejala SKA sampai tiba di pintu IGD. Sedangkan situasi, pengetahuan, sikap, dan keyakinan tidak berhubungan secara uji statistik dalam penelitian ini. Berdasarkan hash penelitian, pembelajaran tentang strategi dan upaya yang efektif periu difokuskan pada pengenalan gejala spesifik dan tidak spesifik jantung kepada masyarakat terutama di area pra RS dalam upaya untuk memaksimalkan outcome penderita SKA. Pelayanan kesehatan khususnya RS agar lebih mengoptimalkan lagi edukasi kepada pasien dan keluarga untuk segera membawa pasieniyang mengalami gejala jantung spesifik maupun tidak spesifik khas jantung ke pusat pelayanan kesehatan yang mampu mengerjakan/melakukan reperfusi. Penderita dan kelompok masyarakat yang rentan perlu untuk mendapatkan pendidikan terkait bagaimana mengidentifikasi dengan tepat gejala yang dirasakan serta keputusan untuk segera datang ke RS yang mampu melakukan reperfusi. Fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat akan gejala infark miokard akut dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang manfaat pengobatan yang sesegera mungkin.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []