The purpose of this research is to show the development of the technology of online wallet in transacting, and the benefits of using an Online Wallet. This research uses descriptive research method in which data is obtained based on the facts. The goal was to show how far the use of technology (cash
World TB report from World Health Organization (WHO) in 2017 informed that Indonesia was second country with TB case. Multi Drug Resistance pulmonary infection’s case in Indonesia were 12.000. Kariadi hospital is one of tertiary hospital for pulmonary MDR-TB treatment but, there is no study about risk factor of it yet, so it needed to find risk factors of MDR-TB pulmonary infection in Kariadi hospital. Cross Sectional design using secondary data from Medical Record from January 1st - December 31, 2017 with result of Mycobacterium tuberculosis on GeneXpert sputum examination. Bivariate analysis with Chi square test and multivariate analysis was done by multiple logistic regression. The p value was considered significant if <0.05, all analyzes were 2-tailed. Totally 110 patients were obtained during periode, 55 samples for case and 55 samples for control. There were correlation between smoking habit OR = 3,1 (CI 95% 1,1-8,7), malnutrition OR = 2,9 (CI 95% 1,3-6,3), contact with patient with MDR pulmonary TB infection OR = 12,0 (CI 95% 1,5-97,3), past treatment OR = 81,7(CI 95% 23,4-285,2) and ≥6months past treatment OR = 94,5 (CI 95% 12,1-736,2. Risk factor that could influence together were contact with patient with MDR pulmonary TB infection OR = 34,5 (CI 95% 2,6-464,5), past treatment OR = 39,4 (CI 95% 8,3-186,3) and ≥ 6months past treatment OR = 12,4 (CI 95% 1,3-117,7). Risk factors for the incidence of pulmonary MDR TB infection are past contact with patient with MDR pulmonary TB infection, past treatment and ≥ 6months past treatment.
ABSTRAK Di Indonesia, penyakit sistem respirasi adalah kasus terbanyak penyakit akibat kerja , yang khususnya diakibatkan papar an volatile organic compound (VOC) selama bekerja di pabrik tekstil. Pengaruh paparan VOC terhadap kadar i mmunoglobulin A (IgA) dan waktu transpor mukosiliar hidung ( TMSH ) belum diketahui. Studi ini bertujuan m engetahui perbedaan kadar IgA dan waktu TMSH pekerja pabrik tekstil di area dyeing (pencelupan warna) dan non-dyeing . Studi observasional analitik dengan metode cross sectional di PT Apac Inti Corpora Bawen Semarang, melibatkan masing-masing 11 pekerja laki-laki di area dyeing dan non-dyeing yang telah bekerja lebih 5 tahun. Pengukuran kadar Ig A dengan ELISA dari sampel nasal wash , dan w aktu TMSH diukur dengan menggunakan uji sakarin. Normalitas data diuji dengan Saphiro-Wilk. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Rata-rata kadar IgA di area dyeing dan non-dyeing adalah 59 , 58±0 , 91 dan 58 , 87±0 , 57, atau tidak berbeda bermakna ( P =0 , 557). Rata-rata waktu TMSH di area dyeing dan non-dyeing adalah 1141 , 45±368 , 08 dan 1004 , 64±717 , 28 detik , juga tidak berbeda bermakna ( P =0.148). Studi ini menyimpulkan bahwa kadar IgA dan waktu TMSH pada pekerja pabrik tekstil di area dyeing dan nondyeing tidak berbeda . Kata Kunci : Pekerja Pabrik Tekstil, Kadar Iga, Waktu TMSH A BSTRACT In Indonesia, respiratory system diseases are the most common occupational diseases, which are mainly caused by exposure to volatile organic compounds (VOCs) while working in textile factories. The effect of VOC exposure on immunoglobulin A and N asal Mucociliary Clearance Times (NMCT) is unknown. The purpose of this study was k nowing the difference in Ig A levels and NMCT in the dyeing and non-dyeing areas of textile factory workers. This is an observational study with cross sectional design , conducted at PT. Apac Inti Corpora, Bawen, Semarang. Each 11 workers in dyeing and n on-dyeing area s were measured their NMCT using saccharin test , as well as IgA by ELISA method of their nasal wash . Normality of the data was tested by the Shapiro-Wilk. Data were analyzed with the Mann-Whitney test. The mean IgA level on dyeing and non-dyeing workers were 59.58±0.91 dan 58.87±0.57, whereas there no significant difference ( P =0.557). The mean NMCT on dyeing and non-dyeing workers were 1141.45±368.08 and 1004.64±717.28, whereas there no significant difference ( P =0.148). It would be concluded that t here was no difference of IgA level and NMCT on dyeing and non-dyeing workers. Keyword s : T extile Workers, Iga Level, NMCT
Latar Belakang Infeksi saluran kemih merupakan penyakit infeksi yang biasa terjadi yang berhubungan dengan mode persalinan. Infeksi saluran kemih memberikan morbiditas dan biaya yang tinggi. Peningkatan morbiditas akibat infeksi saluran kemih terjadi pada 95% ibu postpartum. Terdapat indikasi keterlibatan pengaruh mode persalinan dalam menyebabkan ISK postpartum.Tujuan Untuk mengetahui pengaruh mode persalinan caesar terhadap kejadian infeksi saluran kemih postpartum.Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional.Sampel adalah 36 ibu postpartum yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi serta dipilih secara consecutive sampling. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan cara kultur urin. Uji statistik memnggunakan uji chi square.Hasil Angka kejadian ISK pada ibu postpartum caesar lebih tinggi (50%) dibandingkan dengan ibu postpartum normal (11.2%).Kesimpulan: Mode persalinan caesar berpengaruh terhadap peningkatan angka kejadian infeksi saluran kemih postpartum.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana lingkungan kerja dan motivasi karyawan dapat berpengaruh terhadap kinerja mereka di UMKM Zocha Graha Kriya. Sebagaimana diketahui bahwa motivasi sangat penting untuk sebuah perusahaan. Dengan adanya motivasi dan lingkungan kerja yang positif, karyawan dapat melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan mencapai hasil terbaik untuk perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dengan teknis analisis SWOT (Strengths, Weakneeses, Opportunities, Threats), IFAS (Internal Factor Analysis Summary), EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) dan IE (Internal-External). Nilai yang dihasilkan dari matrik IFAS dan EFAS di atas rata-rata dari semua faktor internal dan eksternalnya. Menurut analisis matrik SWOT, Strategi Strengths Opportunities (SO) memiliki skor nilai tertinggi. Posisi UMKM Zocha Graha Kriya ditunjukkan oleh hasil analisis matriks Internal Eksternal (IE) pada kuadran I yang menunjukan kondisinya secara internal memiliki situasi yang sangat menguntungkan. Selain itu, UMKM Zocha Graha Kriya berada dalam posisi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy), seperti yang ditunjukkan dalam posisi kuadran I. Strategi Strengths Opportunities (SO) harus didukung dengan cara memaksimalkan kekuatan yang dimiliki, UMKM ini perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (human resource capabilities), pemasaran produk (product marketing) dan inovasi produk (product innovation). Kata Kunci : Motivasi, Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan
Penelitian ini adalah ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN TERHADAP PRODUK PEMBELIAN DI KOFISYOP YOGYAKARTA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel pemasaran berdasarkan pengalaman yang terdiri dari: sense, feel, think, act, dan relate secara parsial dan simultan dengan variabel keputusan pembelian. Proses pengumpulan data dibagi menjadi data primer melalui kuesioner dan data sekunder melalui studi literatur. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode purposive sampling pada 100 responden yang membeli produk Kofisyop. Alat analisis yang digunakan adalah analisis persentase, regresi linier sederhana, uji-t, regresi linier berganda, uji F, dan koefisien determinasi R2. Hasilmenunjukkan bahwa persentase tertinggi konsumen yang membeli produk Kofisyop adalah pria berusia 18-25 tahun, pendidikan sekolah menengah atas, jenis pekerjaan siswa dengan tingkat pendapatan Rp. 1.000.000,00 - Rp. 2.000.000,00, status belum menikah dan frekuensi kunjungan lebih dari lima kali setahun. Hasil analisis regresi sederhana dan uji-t menunjukkan bahwa variabelvariabel tersebut meliputi experiential marketing, sense, feel, think, act, dan relate secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk di Kofisyop. Hasil analisis regresi berganda dan uji F menunjukkan bahwa variabel experiential marketing secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Uji melalui R2 dapat dilihat bahwa variabel experiential marketing memiliki nilai pengaruh 38% terhadap keputusan pembelian, sedangkan 62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Latar Belakang. Penyakit infeksi termasuk masalah utama kesehatan di dunia. Penanggulangan
utama untuk megobati adalah dengan pemberian antibiotik. Setelah kurang lebih 50 tahun dapat
ditanggulangi dengan antibiotik, kini penyakit infeksi menimbulkan masalah baru dengan
munculnya multiresistensi bakteri terhadap antibiotik.
Tujuan. Penelitian ini ingin mengetahui apakah riwayat terapi antibiotika merupakan faktor risiko multi-resistensi flora normal terhadap antibiotika, mendapatkan faktor-faktor risiko multiresistei isi Flora normal swab hidung pasien Puskesmas Mijen (Staphylococcus sp). terhadap antibiotik.
Metodologi. Penelitian berdasarkan Case — control study. Kriteria kasus adalah pasien yang hasil swab hidungnya menghasilkan isolat Staphylococcus sp. yang multiresisten terhadap antibiotik sejumlah 11 pasien. Kontrol adalah pasien yang hasil swab hidungnya menghasilkan isolat Staphylococcus sp. yang tidak multiresisten terhadap antibiotik sejumlah 33 pasien. Faktor risiko yang diteliti adalah riwayat terapi antibiotik, kebiasaan berobat dan tingkat pendidikan responden. Data dicari dengan metode penelitian catatan medis di Puskesmas Mijen dan wawancara langsung dengan responden.
Dari 484 sampel swab hidung responden teridentifikasi 143 isolat Staphylococcus sp. Hasil tes resistensi terhadap isolat Staphylococcus sp. menunjukkan 11 isolat (7,69%) merupakan strain multiresisten. Analisis data menunjukkan bahwa riwayat terapi antibiotik, kebiasaan berobat, dan tingkat pendidikan responden secara bermakna mempunyai risiko terjadinya peristiwa multi-resisten flora normal nares anterior Staphylococcus sp. terhadap antibiotik.
Background: Levels of serum albumin can be used as a predictor of morbidity and mortality in the elderly. Reduced serum albumin concentration can be caused by oxidative modification due to aging or insufficient protein intake. SOD as an enzymatic antioxidant might prevent oxidative stress so that albumin modification process can be inhibited. SOD supplementation was expected to increase serum albumin levels. Aim: To prove the effect of Nigella sativa oil and its combination with ceftriaxone toward MRSA count in BALB/c mice’s spleen culture. Methods: This was true laboratory experimental study with post test only control group design. The samples were 20 males BALB/c mice, randomized into 4 groups. Control was given 0,03 ml aquabidest injected intraperitoneally, P1 was given 0,03 ml ceftriaxone injected intraperitoneally, P2 was given 0,3 ml Nigella sativa oil orally and P3 was given the combination of 0,03 ml ceftriaxone and 0,3 ml Nigella sativa oil. 0,2 ml (107 cfu/ml) MRSA was injected intraperitoneally at the hour 0. The treatment was given at the hour 16 and mice were terminated at the hour 24. Kruskall-Wallis Test and Mann-Whitney Test is used to analyze the data. Results: Results of the mean number of MRSA bacteria in spleen culture were K=124x103 160,70x103; P1=24,08x103 26,53x103; P2=0,78x103 1,52x103; P3=6,05x103 13,38x103. The number of MRSA bacteria decreased significantly between control group compared to P2 (p=0,016) and P3 (p=0,046) and P1 compared to P2 (p=0,016) and P3 (p=0,047). There were no significance between control compared to P1 (p=0,674) and P2 toward P3 (p=0,596). Conclusion: Administration of Nigella sativa oil and its combination with ceftriaxone can decrease the number of MRSA bacteria in BALB/c mice’s spleen cultures.
Latar belakang : Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae . Kasus resistensi antibiotik yang menjadi pilihan untuk pengobatan gonore saat ini kian meningkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat resistensi bakteri Neisseria gonorrhoeae adalah dengan melakukan uji sensitivitas antibiotik. Obat lini pertama yang saat ini digunakan adalah levofloksasin, namun pendataan mengenai efektivitas antibiotik ini masih sangat kurang. Kanamisin merupakan pilihan obat lain yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore. Tujuan : Menilai perbedaan sensitivitas levofloksasin dan kanamisin terhadap bakteri Neisseria gonorrhoeae secara in vitro. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional design . Sampel adalah 14 biakan bakteri Neisseria gonorrhoeae yang didapatkan dari hasil swab endoserviks penderita yang dikonfirmasi melalui pengecatan gram, tes oksidase, uji fermentasi, dan kultur pada media Thayer-Martin (TM). Biakan bakteri kemudian diinokulasikan pada media Mueller Hinton-Thayer Martin untuk dilakukan uji sensitivitas antibiotik dimana pembacaan hasil uji tersebut adalah dengan mengukur diameter zona hambat yang terbentuk. Uji statistik menggunakan fisher’s exact test . Hasil : Jumlah sampel yang sensitif terhadap levofloksasin 0 (0%) sampel dan yang resisten sebesar 14 (100%) sampel. Sedangkan untuk kanamisin, jumlah sampel yang sensitif 6 (42.86%) sampel dan yang resisten 8 (57.14%) sampel. Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna sensitivitas bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap levofloksasin dan kanamisin secara in vitro, dimana kanamisin tingkat sensitivitasnya lebih baik daripada levofloksasin.