Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kepraktisan penerapan pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan peta konsep dalam kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA-5 SMA Negeri 2 Kendari yang dilakukan secara purposive sampling. Jenis data dalam penelitian adalah data primer, yang merupakan hasil pengumpulan secara langsung sesuai obyek penelitian dengan mengumpulkan data tentang unsur kepraktisan terdiri keterlaksanaan pembelajaran, kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan respon guru terhadap pembelajaran yang telah dikembangkan dan divalidasi. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata total kualitas keterlaksanaan pembelajaran sebesar 1,68 dengan kategori terlaksana seluruhnya, nilai rata-rata total kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 3,96 dengan kategori baik dan nilai rata-rata total respon guru terhadap pembelajaran sebesar 3,93 dengan kategori praktis dan tidak revisi. Ketiga instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan memenuhi kriteria kepraktisan. Kata Kunci: kepraktisan, peta konsep, berpikir kritis
Wangi-Wangi Selatan merupakan salah satu daerah di Kabupaten Wakatobi yang kaya akan sayur terutama kangkung, bayam, terong dan pare. Namun hanya diolah sebagai sayuran saja dengan cara dimasak langsung sehingga memiliki masa simpan yang pendek. Untuk itu dilakukan pelatihan pembuatan keripik agar sayuran dapat dkonsumsi dalam waktu yang lama dan juga dapat memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat khususnya di kecamatan Wangi wangi Selatan. Pelatihan ini berlangsung selama 7 hari dengan rangkaian kegiatan terdiri dari (a) penyuluhan yang dilakukan selama 2 hari; (b) pelatihan yang dilakukan selama 4 hari serta (c) evaluasi kegiatan selama 1 hari. Hasil pelatihan ini adalah a) adanya pemanfaatan sayuran lokal yang dapat diolah menjadi keripik sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat; b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara mengolah sayuran menjadi keripik sehingga dapat memperpanjang dan meningkatkan ekonomi keluarga. Hasil evaluasi pelatihan ini menunjukkan bahwa peserta sangat puas dengan adanya pelatihan pembuatan keripik sayur dan berharap terus berlanjut dengan topik yang berbeda
Abstract Synthesis of poly(ethyl eugenyl oxyacetate), PEEOA, has been conducted. The compound was applied to separate Fe(III), Cr(III), Cu(II), Co(II), and Pb(II) using a liquid-liquid extraction method. The effect of pH, polyeugenyl ethyl oxyacetic ion carrier concentration, extraction time, and metal concentration was optimized to obtain optimum condition. The result showed that the synthesized polyeugenyl ethyl oxyacetic has a yellow color with a melting point 127-1300 °C and yield efficiency of 87%. The formation of polyeugenyl ethyl oxyacetid confirmed with IR spectroscopy and 1 H-NMR spectra. The appearance of the absorption band at 1759 cm −1 as stretching vibration of carbonyl (C=O) esther and 1280 and 1373 cm −1 as stretching vibration of carbonyl (C-O-C), chemical shift at 4,74 ppm for proton methylene (CH 2 -C=0) and chemical shift at 1,27 ppm for proton methyl (O-CH 2 -CH 3 ). The optimum condition for ion separation has occurred at pH 3-6 for ion Fe(III), pH 5 for ion Cr(III), Ni(II), Co(II), Cu(II), and Pb(II). The carrier volume was optimum at 5 mL (1 × 10 −3 M) for Fe (III), 10 mL for Cr(III), Ni(II), and Co(II), and 15 mL for Cu(II), and Pb(II). The optimum extraction time was 2,5 and 20 hours for ion Fe(III) and Cr(III), respectively, and 36 hours for ion Cu(II), Ni(II), Co(II) and Pb(II). The concentration range of metals ion accurately extracted was 0.75 - 5 x 10 −4 M for ion Fe(III); 0.75- 2.50 x 10 −4 M for Cr(III), Ni(II), and Co(II) and 0.75-1 x 10 −4 M for Cu(II) and Pb(II). Compared to other metal ions the respond polyeugenyl oxyacetic acid was best Fe(III) with selectivity order Fe(III) > Cr(III) > Cu(II) > Pb(II) > Ni(II) > Co(II).
Research on the separation of ferrous and nickel metals from ferronickel samples has been carried out. This research aims to separate ferrous (Fe) and nickel (Ni) metals from their impurities in ferronickel samples using the Gravimetric method, with NH4OH to precipitate iron (Fe) and dimethylglyoxime to precipitate nickel (Ni). This study ferronickel sample came from PT Aneka Tambang Pomalaa, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, and FeNi type 3 with a nickel content of 27.29% and 68.91% iron. This study used 6.5 M ammonium hydroxide to precipitate iron from the ferronickel soil sample. Also, used 1% dimethylglyoxime to precipitate nickel in limonite soil samples. The optimized parameters were the volume of NH4OH 6.5 M with a variation of 5 mL; 6 mL, 7 mL; 7.5 mL; 9 mL; 10 mL; 12.5 mL; 15 mL; 17.5 mL and 20 mL with a sample volume of 5 mL, while the volume of 1% DMG is 5 mL; 10 mL; 15 mL and 20 mL with a 5 mL ferronickel filtrate volume. The concentrations of ferrous and nickel metals are determined by weighing the precipitate formed. The results showed that the optimum volume of 6.5 M NH4OH to obtain the most Fe2O3 precipitates was 15.0 mL for 5 mL of the ferronickel solution sample with a solution pH of 9.52, while the optimum 1% DMG volume was to produce the highest Ni (C4H8O2N2)2 precipitate, namely 15 mL. The iron yields in ferronickel and limonite soil samples were 99.75% and 95.73%, nickel for ferronickel and limonite soil was 99.61% and 83.63. Finally, it can be concluded that NH4OH and dimethylglioxime could separate iron and nickel from soil samples properly.
Polyeugenyl oxyacetic acid has been synthesized from polyeugenol and chloroacetic acid and applied to separate metal Fe(III), Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), and Pb(II) using solvent extraction method. pH effect, polyeugenyl oxyacetic acid ion carrier concentration, extraction time, and metal concentration optimized to gain optimum condition. The result of experiment indicated that polyeugenyl oxyacetic acid resulted the yellowed brown synthesis with melting point 125 °C and yield 68.9%. The Characterization of spectroscopy IR attributed by absorption to the area 1735,8 cm -1 as carbonyl extend vibration (C=O) acid and 1H-NMR that was attributed by chemical shift at 4.6 ppm as carboxy proton (CH2-C=0). The metal separation optimum condition gained pH 3-6 for ion Fe(III), pH 5 for ion Cr(III), Ni(II), and Co(II) and pH 6 for ion Cu(II), and Pb(II). Optimum carrier concentraction 5 mL, 10 mL, and 15 mL for ion Fe(III), and ion Cr(III), Ni(II), Co(II), and ion Cu(II), Pb(II) respectively. Extraction time 2.5 h for ion Fe(III), 20 h for ion Cr(III), and 36 h for ion Cu(II), Pb(II), Ni(II), and Co(II). Metal concentration that would extracted correctly (0.75-5 x 10-4 M) for ion Fe(III), (0.75-2.5 x 10-4 M) for ion Cr(III), Ni(II), and Co(II) and (0.75-1 x 10-4 M) for ion Cu(II) and Pb(II). The best polyeugenil oxyacetic acid response to separate ion Fe(III) than other ions with selectivity order Fe(III)> Cr(III)> Cu(II)> Pb(II)> Ni(II)> Co(II). Keywords: polyeugenil oxyacetic acid, pH, extraction time, metal concentraction, solvent extraction
Poly(ethyl eugenyl oxyacetate) (PEEOA) had been synthesized for separating heavy metals like Fe(III), Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), and Pb(II) by liquid membrane transport method. The effects of pH, ion carrier volume, stripping concentration, transport time, and metal ion concentration were investigated to obtain optimum conditions. Experimental results showed that optimum pH occurred at pH 4 for Fe(III) ions and pH 5 for others. Carrier volumes were optimum at 8.5 mL for Fe(III) and Pb(II) ions but 7.5 mL for others. The optimum concentrations of the stripping phase were 2 M for Fe(III) and Cu(II) ions, 1 M for Cr(III), Ni(II), Co(II) ions, and 0.5 M for Pb(II) ion. Transport times were optimum at 36 h for Fe(III) and Co(II) ions and 48 h for others. The optimum metal ion concentrations were 0.25 mM for Fe(III) and Cr(III) ions, while other ions were 0.1 mM. The response of PEEOA to Fe(III) ion was the best with selectivity order, Fe(III) > Cr(III) > Pb(II) > Cu(II) > Ni(II) > Co(II). PEEOA also could separate Fe and Ni in a ferronickel sample whose transport percents were 8.87 and 0.92%, respectively. Hence, PEEOA is reasonably effective as an ions carrier for separating metal ions individually or ionic mixture and also in a ferronickel compound.
Salah satu penyebab tidak dimanfaatkannya umbi gadung yang tumbuh liar di Kelurahan Kalialia adalah karena mengandung racun sianida dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengolahnya agar aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu melalui penelitian ini memberikan solusi iptek sederhana bagi masyarakat agar umbi gadung yang melimpah dan beracun dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti beras dan jagung. Teknologi sederhana yang diaplikasikan pada masyarakat adalah perendaman air laut selama 24 jam yang dilanjutkan dengan pencucian dengan air tawar untuk menghilangkan kadar garam sekaligus kadar sianida yang masih tersisa, pencelupan irisan umbi gadung dalam air hangat selama 1 menit, dan dilanjutkan dengan penjemuran sampai kering. Semua perlakuan ini bertujuan mengurangi kadar sianida agar umbi gadung yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi. Produk yang dihasilkan ada tiga yaitu tepung kasoami instan, kasoami siap saji, dan keripik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan sianida tanpa perlakuan dan setelah perlakuan perendaman dengan air laut, pencelupan dengan air panas, dan pengeringan adalah berturut-turut 79,807 ppm, 13,656 ppm, 11,474 ppm, dan 1,445 ppm. Tepung umbi gadung yang dihasilkan dari kombinasi cara fisika dan kimia adalah 1,445 ppm, atau efektif menurunkan kadar sianida sebesar 98,19%. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa setiap produk dari umbi gadung rata-rata disukai oleh konsumen.
Kawasan pesisir pantai merupakan lingkungan yang rentan terhadap perubahan lingkungan, berbagai aktivitas manusia di pesisir maupun di laut dapat mendorong terjadinya perubahan lingkungan di kawasan pesisir bahkan terjadinya pencemaran di kawasan pesisir. Pantai Nambo adalah salah satu kawasan wisata di Kota kendari, pantai ini terletak berdekatan dengan Pelabuhan Bungkutoko, dan pemukiman masyarakat. Aktivitas yang berasal dari tempat tersebut diduga dapat menimbulkan pencemaran logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) di perairan yang tentunya dapat membahayakan masyarakat serta biota laut yang ada di kawasan pantai Nambo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam berat Pb dan Cd di pantai Nambo. Pengambilan sampel dilakukan aat air pasang dengan metode eksplorasi pada dua stasiun dan setiap stasiun terdiri dari tiga titik. Analisis kadar Pb dan Cd pada sampel dilakukan dengan metode absorbansi, mengg1unakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Rerata kadar logam Timbal (Pb) di pantai Nambo sebesar 0,0034 mg/L. Sedangkan nilai rerata kadar logam Kadmium (Cd) sebesar 0,0019 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar logam Timbal (Pb) dan logam Kadmium (Cd) telah mencapai baku mutu yang ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 yaitu 0,005 mg/L untuk Pb dan 0,002 untuk Cd.