Balloon-blowing exercise is a breathing technique that is used to reduce breathlessness and improve lung expansion. The purpose of this study is to explain the difference in effectiveness balloon blowing exercise to the increase in value FEV1 and oxygen saturation in COPD patients. This study used a quasi-experimental design with a pre-test post-test study; the study population was patients with COPD in Taman Husada Bontang hospitals. Consecutive sampling techniques do sampling following the inclusion criteria, with a total of 20 patients. Intervention balloon blowing exercise performed 3 times per week within 4 weeks. The results showed that there are positive effects on FEV1 (p-value= 0.001) and oxygen saturation (p-value 0.02). Balloon-blowing exercise could increase in value FEV1 and oxygen saturation in patients with COPD
People with HIV AIDS (PLWHA) often experience stigma, the stigma that occurs among them is verbalstatement and the act of keeping PLWHA away from social activities, stigma can disrupt the social roleof PLWHA. Stigma can come from anyone including health workers. PLWHA need actions to eliminatethe stigma that occurs,so that PLWHA can live as other individuals without getting stigma. The purposeof the review literature is to identify the forms and sources of stigma that occur in PLWHA and effortsto eliminate stigma against PLWHA. The author finds journals that are relevant to the problem by usingstigma keywords, health workers, HIV AIDS, and people with HIV AIDS. Journals were obtained fromthe Science Direct, Proquest, SagePub, and Scopus databases with 54 journals and 14 journals fulfillingthe criteria for analysis.Journal analysis states that various efforts have been made to solve the problem ofstigma against PLWHA, this effort includes the entry of HIV into health care work programs, the sourceof stigma from health workers requires special attention, because health workers should be promotersto eliminate stigma,necessary increasing the knowledge and expertise of health workers in handling andtreating PLWHA. So that officers can become promoters in eliminating stigma against PLWHA
Pendahuluan: Fenomena terkait penderita PGK yang tidak mengalami gangguan
kualitas tidur meskipun sedang menjalani hemodialisis jarang terjadi. Penelitian ini
bertujuan mengkaji secara mendalam terkait dengan pengalaman pasien dalam
memenuhi kebutuhan tidur pasien hemodialisis yang meliputi kharakteristik tidur,
penyebab gangguan tidur dan upaya yang dilakukan oleh penderita PGK untuk
dapat beradaptasi dengan permasalahan pemenuhan kebutuhan tidur yang dialami
selama menjalani hemodialisis. Metode: Penelitian ini adalah penelitian qualitatf
dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan adalah 14 orang yang diambil
dengan cara purposive sampling. Kriteria partisipan adalah pasien hemodialisis
yang dapat memenuhi kebutuhan tidurnya yang ditandai dengan skala ukur
Pitsburg Sleep Quality Indeks (PSQI ≤ 5). Partisipan direkam saat wawancara
mendalam terkait pengalaman hidup mereka sehari-hari dengan menggunakan
pedoman semi-struktur. Proses analisa data pada penelitian ini menggunakan
metode Colaizzi. Hasil dan Analisis: Hasil penelitian diperoleh 4 tema yaitu (1)
Deskripsi aktivitas tidur pada pasien HD, (2) Pengaruh dari perubahan aktivitas
tidur pasien HD, (3) Penyesuaian diri, (4) Dukungan sosial. Kesimpulan:
Gangguan tidur sering terjadi pada pasien hemodialisis, namun permsalahan
tersebut dapat diatasi ketika dapat melakukan penyesuaian terhadap sumber
permaslahannya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya melalui kombinasi
berbagai pendekatan yaitu fisik, psikologis dan spiritual, namun yang paling
dominan dilakukan oleh partisipan adalah pendekatan spiritual dalam mengatasi
permasalahan tidurnya.
Pendahuluan: Dukungan dari keluarga terhadap pasien hemodialisis sangat diperlukan. Namun sampai dengan saat ini belum ada penelitian yang secara khusus membahas bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga pada pasien hemodialisis sehingga tidak mengalami gangguan kualitas tidur. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji secara mendalam upaya dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada salah anggota keluarga yang sedang menjalani hemodialisis. Metode: Penelitian ini adalah penelitian qualitative dengan studi fenomenologi. Jumlah sample adalah 14 partisipan yang diambil dengan cara purposive sampling. Kriteria partisipan adalah pasien hemodialisis yang dapat memenuhi kebutuhan tidurnya yang ditandai dengan skala ukur Pitsburg Sleep Quality Indeks (PSQI ≤ 5). Partisipan direkam saat wawancara mendalam terkait pengalaman hidup mereka sehari-hari dengan menggunakan pedoman semi-struktur. Proses analisa data pada penelitian ini menggunakan metode Colaizzi. Hasil: Terdapat 3 tema utama yang diperoleh dari hasil analisis data wawancara antara lain dukungan keluarga, dukungan lingkungan dan dukungan tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil ketiga tema utama tersebut maka dukungan keluarga yang menjadi faktor terbanyak yang membuat kualitas tidur pasien menjadi lebih baik. Tema utama dukungan keluarga dapat diuraikan menjadi tiga sub tema, yaitu kebutuhan akan pendamping, membantu memenuhi kebutuhan, dan perhatian. Diskusi: Dukungan keluarga akan memunculkan rasa aman, nyaman dan menumbuhkan harapan bagi pasien hemodialisis sehingga akan menimbulkan ketenangan yang dapat memudahkan pasien untuk memenuhi kebutuhan tidurnya.