This study aims at determining whether there is a correlation between motor perception ability and students’ achievement motivation towards the outcome of physical education, whether individually or in group. This study used the survey method. The populations were the students of SLTP Negeri 4 Tempel, Sleman Regency. The samples were the students of SLTP Negeri 4 Tempel grade 2 who were registered in the academic year of 2001/2002. There were 66 students taken as the samples and the samples were taken using simple random sampling. The data were collected using two main instruments namely, 1) motor perception ability test, and 2) questionnaires on achievement motivation. In addition, the documentation was used to gain the data of students’ learning outcomes. The results of this study show that there were positive relations between 1) motor perception ability with the physical education learning outcomes, with the correlation coefficient of 0.573, 2) achievement motivation with the physical education learning outcomes, with the correlation coefficient of 0.680, and 3) there were positive relations among motor perceptions, achievement motivation, and physical education learning outcomes with the correlation coefficient of 0.613. The regression model used was Y = 23.95 + 0.3083.X2
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memengetahui kondisi temperatur dan performa PV yang menggunakan teknik pendinginan vakum, yaitu sistem pendingin passive cooling method baru yang dapat mempertahankan suhu ideal sel photovoltaic (PV) pada kondisi optimum dapat disimulasikan dengan perhitungan numerik komputer sehingga memudahkan penelitian teknik pendingin vakum menjadi lebih dinamis diberbagai keadaan tekanan vakum. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan simulasi dengan software ANSYS untuk mendapatkan suhu panel dengan teknik pendinginan vakum dan MATLAB untuk menghitung performa daya panel. Untuk simulasi menghasilkan output yang akurat, diperlukan validasi dengan membandingkannya dengan eksperimen yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dalam jurnal yang berjudul The Vacuum Technique for Cooling PV Cell. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan, terdapat sekitar kurang lebih 10% selisih output dibandingkan hasil eksperimen. Dengan tekanan vakum yang diterapkan untuk simulasi pendinginan mulai 0,9 bar sampai 0,1 bar. Pada tekanan 0.9 bar terdapat peningkatan efiesiensi sebesar 5.82% untuk beban 10W dan peningkatan efiesiensi sebesar 2.65% untuk beban 20W. Dengan tekanan 0.1 bar memberikan pendinginan yang lebih baik dengan peningkatan efiesiensi sebesar 16.35% untuk beban 10W dan peningkatan efisiensi sebesar 18.68% untuk beban 20W.
Backgrounds: Iron deficiency is considered as the most dominant cause of anemia in pregnant women. Serum ferritin level in iron deficiency may reflect iron storage in the body and will first decrease than the other parameters. The existence of inflammation may confuse interpretation in ferritin level. CRP positive and neutrophilia are inflammation response condition. Serum ferritin level can show an increase when iron deficiency and inflammation coexist.
Objective: The aimed of this study was to explain the appropriation between CRP level in neutrophils count, and serum ferritin level in pregnant women the second trimester.
Methods: The design of this study was appropriation test (kappa) using the cross sectional approach. The sample consists of 67 pregnant women in the second trimester taken as study' s subjects for measurements of Hb level, serum ferritin, CRP, and neutrophils count. Hb level < 11 g/dl is categorized anemia, whereas ferritin level < 20 gg/L is classified as iron deficiency. CRP is classified as positive when it turns into 6 mg/L and mean while, for neutrophilia is 80 %. Computer software SPSS PC version 10.0. is used to determine the kappa point.
Results: The categorized anemia was 34 women (64,2%) with the mean of Hb level 10.22 g/dl (SD = 0.76) and 35 women (52,2%) was classified as iron deficiency with the mean of ferritin level 11,85 gg/L (SD = 4,79). CRP positive with neutrophilia was found in two women, whereas for CRP positive with ferritin level 20 gg/L were found in nine women. The appropriation test of CRP and neutrophils count, showed kappa point of 0.2, p = 0,024, indicating a low approprition. The difference was caused by neutrophils count influenced by hemodilution, life span of neutrophils count in circulation (4 — 8 hours), and precence of neutrophils within the injured tissue by development of inflammation. From the appropriation test between CRP towards ferritin level, it was found that kappa point was 0.2,p = 0.037 which means that there is a low appropiation.
Conclution: Analytically, there were weak appropriation between CRP with neutrophils count as well as serum ferritin level.
Latar Belakang : Defisiensi besi dianggap sebagai penyebab yang paling dominan pada anemia wanita hamil Pemeriksaan feritin serum pada defisiensi besi dapat mencerminkan simpanan besi tubuh. Kadamya akan menurun paling dini terhadap parameter yang lain Adanya peradangan dapat mengacaukan interpretasi pada pemeriksaan feritin. CRP positip dan Neutrofilia sebagai respon atas adanya peradangan. Kadar feritin serum dapat meningkat apabila defisiensi besi bersamaan dengan peradangan.
Tujuan : Menjelaskan kesesuaian antara kadar CRP terhadap jumlah neutrofil dan kadar feritin serum pada wanita hamil.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah uji kesesuaian (kappa) dengan pendekatan belah lintang. Sampel sejumlah 67 orang wanita hamil trimester kedua diambil sebagai subyek penelitian kemudian diukur kadar fib, feritin serum, CRP dan jumlah neutrofil. Status Fib dikatagorikan anemia bila Fib < 11 g/dl dan status feritin dikatagorikan defisiensi besi bila feritin < 20 gg/L. Status CRP dikatagorikan positip bila ~. 6 mg/L dan jumlah neutrofilia dikatagorikan neutrofilia bila 80%. Untuk menentukan nilai kappa, menggunakan perangkat lunak komputer SPSS PC versi 10.0.
Hasil : Empat puluh tiga orang (64,2%) menderita anemia dengan rerata kadar Hb 10,22 g/dl (SB=0,76) dan 35 orang (52,2%) mengalami defisiensi besi dengan rerarta kadar feritin serum 11,85 utg/L (513=4,79). CRP positip dengan neutirofilia adalah 2 orang sedangkan CRP positip dengan kadar feritin ~- 20 ug/L adalah 9 orang. Hasil uji kesesuaian antara CRP terhadap jumlah neutrofil didapatkan nilai kappa = 0,2 , p = 0,024 yang berarti terdapat kesesuain yang lemah. Perbedaan ini disebabkan jumlah neutrofil dapat dipengaruhi oleh hemodilusi, masa hidup di sirkulasi 4-8 jam dan neutrofil dikerahkan menuju jaringan yang rusak akibat perjalanan inflamasi. Hasil uji kesesuaian antara CRP terhadap kadar feritin, didapatkan nilai kappa = 0,2 , p = 0,037, yang berarti terdapat kesesuaian yang lemah. Hal ini tergantung dari kondisi awal kadar feritin serum pada wanita hamil
Kesimpulan : Secara statistik terdapat kesesuaian yang lemah antara CRP terhadap jumlah neutrofil dan kadar feritin serum
Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan secara objektif tentang pemerolehan kata, klausa, dan kalimat pada anak usia 8-10 tahun di SD Negeri I Japanan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan teknik simak dan catat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
yaitu data yang diperoleh selanjutnya dikelompokkan ke dalam kategori yang telah ditentukan. Setelah data terkumpul, lalu dianalisis dengan metode agih dengan teknik lanjutan menggunakan yeknik lesap dan teknik ganti.
Hasil penilitian pemerolehan kata dapat disimpulkan bahwa anak-anak usia sekolah dasar kelas IV dalam penulisan cerita yang difilmkan lebih banyak memunculkan kata nomina, urutan selanjutnya kata verba, kata tugas, kata adverbia, kata pronomina, kata adjektiva, dan paling sedikit kemunculannya adalah kata numeralia. Pemerolehan kata yang paling banyak dihasilkan oleh Ayuk Novita Yanti dengan pemerolehan 132 kata.
Hasil penilitian pemerolehan klausa dan kalimat dapat disimpulkan bahwa anak-anak usia sekolah dasar kelas IV dalam penulisan cerita yang difilmkan lebih banyak memunculkan kalimat tunggal, urutan berikutnya adalah kalimat majemuk, klauasa verba, klausa adjektiva, klausa preposisi, dan urutan paling sedikit kemunculannya adalah klausa nomina, klausa numeralia, serta pronomina. Pemerolehan klausa terbanyak yaitu Alfia Nisa Widhiyastuti dengan memperoleh 10 klausa. Pemerolehan kalimat terbanyak yaitu Hilda Suryani dengan memperoleh 15 kalimat.
Elephant Riding (ER) in zoos has become a matter of public interest, raising debates among experts regarding animal ethics, elephants’ welfare, and human safety. Through the submission of the Middle Hypothesis that ER tends to enhance human knowledge about conservation, this study’s aim is to provide strategies to help zoo managements in their works based on the basic principles of wildlife conservation and protection, especially Sumatran elephants. The participants’ knowledge was measured using questionnaires distributed to two groups of respondents: people who have and people who have not utilized ER services. Meanwhile, the strategy was recommended through the Analytical Hierarchy Process of 17 expert respondents. According to the independent sample t-test performed with 95% confidence level, human knowledge of elephant conservation increased significantly through ER. Furthermore, experts with consistency ratios (CR) ≤ 0.1 selected a strategy where environmental quality was prioritized as a recommended strategy in ER management. This strategy is to put forward the principles guaranteeing the elephants’ welfare, which has a criterion weight of 0.40717. The other recommended strategies include conducting conservation education (0.23973), ensuring the safety of visitors (0.22972), and improving the welfare of the community around zoo (0.12338).
Salah satu upaya untuk menjaga, meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani bagi lansia (lanjut usia) adalah dengan melakukan olahraga.Olahraga bagi lansia bila dilakukan dengan terprogram akan mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah unmk mempertahankan kesehatan, meningkatkan kekuatan otot jantung, meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, menurunkan kadar lemak, menguatkan otot-otot tubuh, mengurangi stress dan ketegangan batin, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Apabila latihan olahraga tidak tepat akan menimbulkan risiko yang lebih berbahaya.Dalam memperlambat terjadinya gangguan dan penurunan, terutama ukuran dan kekuatan otot salah satunya dengan latihan penguatan secara teratur. Program latihan penguatan dapat mengganti sejumlah besar otot yang berkurang. Untuk latihan penguatan yang aman dan produktif perlu persiapan dan menjalankan setiap sesi latihan dengan sempurna.Kata kunci: olahraga, lansia
Background: Teenagers play an essential role in the Disaster Risk Reduction program or DRR. Teenagers need to get adequate knowledge related to disasters through disaster education. Various studies have been conducted to obtain effective media in disaster education, some of them are Tabletop Disaster Education (TDE) and educational film. However, there are no studies yet comparing the effectiveness of these media in increasing disaster preparedness. Aim: The purpose of this study is to compare TDE and educational film in increasing disaster preparedness in flash floods for vocational students. Methods: A quasi-experimental with a pretest-posttest nonequivalent control group was used in this study. One hundred and four students in tenth-grade vocational high school participated in this study and were divided into two groups, TDE group, and the educational film group. Samples were taken using a simple random sampling technique. Data were analyzed using paired t-test and independent t-test with SPSS software version 22.0. Result:There was a significant difference in disaster preparedness between the two groups before and after treatment (p=0.000), and there was a significant difference in disaster preparedness between the TDE and educational film (p=0.000), with a higher variance of TDE of 6.94. Conclusion:This study demonstrated that there was a significant difference in disaster preparedness between two groups, and TDE showed better results in increasing disaster preparedness among students compared to the educational film. Recommendation. Further research is needed that involves confounding factors of academic intelligence and knowledge retention in both media TDE and educational film.
Background: Calcium and phosphate are two minerals that are important for bone formation.Osteoblasts indirectly regulate osteoclast resorption activity under the influence of estrogen.Estrogen itself produces growth factors and contributes to bone formation so that bone mineral density decreases with an increase in menopause.Objective: This study aimed to know correlation between mineral levels and bone loss risk in postmenopausal women.Methods: This research was a case control study.Samples size were 34 postmenopausal women.Data was analyzed by chi-square to see the correlation mineral levels to bone loss and the strength of the association between factor and outcome was determined as an odds ratio (OR).Results: There is correlation between mineral levels with Bone Loss in postmenopouse woman with p value 0.018 and have possibility (OR=12.000;CI 95%= 1.623 -88.702).The odds ratio show that the risk to bone loss in low mineral subjects was 12 times compared with normal mineral subjects.Conclusion: Need to provide additional calcium for postmenopausal women to increase mineral levels so that they avoid bone loss.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbedaan pengaruh metode latihan ultra short sprint pembebanan linier dan non linier terhadap prestasi lari 100 meter , 2) Perbedaan prestasi lari 100 meter bagi siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi dan rendah, 3) Pengaruh interaksi antara metode latihan dan power otot tungkai terhadap prestasi lari 100 m.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan factorial 2 x 2 . Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Pengasih Kulonb Progo Yogyakarta yang berjumlah 52 siswa . Sampel dalam penelitian ini adalah 40 siswa yang diambil dengan teknik purposive Ramdom Sampling. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel: variabel independent yang terdiri atas variabel manipulatigf yakni metode latihan Ultra Short Sprint Pembebanan Linier dan Non Linier, variabel atributif yakni kemampuan power otot tungkai dan variabel dependen yakni prestasi lari 100 meter. Seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran terhadap kemampuan power otot tungkai dengan menggunakan vertical power junps test dan kecepatan lari 100 meter. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adala Analisis Varian (ANAVA) dua jalur yang dilanjutkan uji barlet pada taraf signifikansi .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan ultra short sprint pembebanan linier dan non linier terhadap prestasi lari 100 meter. 2) Tidak ada perbedaan prestasi lari 100 meter bagi siswa yang memiliki power otot tungkaitinggi dan rendah 3) Tidak ada pengaruh interaksi antara metode latihan,dan power otot tungkai terhadap prestasi lari 100 meter.
Kata Kunci: Ultra Short Sprint ,Power Otot Tungkai, Prestasi Lari 100 Meter