Malaria is an infectious disease caused by protozoa of the genus Plasmodium and transmitted through the bite of a female Anopheles mosquito. Plasmodium berghei ANKA is a species of rodent malaria parasite that is commonly used to study malaria pathology and the immune system against infections. Parasitaemia in malaria is the figure of malaria pathology due to some numbers of parasite-infected erythrocytes present in the peripheral blood. Hemoglobin (HGB) and hematocrit (HCT) levels are the parameters of anemia and some hematological changes caused by malaria infection. This study aimed to determine the correlation between parasitemia and anemia in BABL/c mice infected with Plasmodium berghei ANKA. Two uninfected and infected mice groups were compared for parasitemia, HGB, and HCT levels. Analysis statistics showed a significant difference in HGB and HCT between uninfected and infected groups. Pearson correlation analysis showed no significant correlation between parasitemia and HGB and HCT levels in infected mice. Anemia in mice infected with Plasmodium berghei ANKA can occur when parasitemia is even low; the higher parasitemia worsens the hamatological condition. Parasitemia plays a role independently in the severity of anemia. Plasmodium berghei infection in mice is useful for studying malaria anemia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemeriksaan kadar CRP dan jumlah neutrofil pada kasus febris yang terjadi pada anak-anak sebagai alternatif parameter yang cepat, sensitif, spesifik untuk menegakkan diagnosis.
Leukosit mempunyai fungsi untuk melindungi tubuh terhadap benda asing, termasuk bakteri dan virus. Peningkatan jumlah leukosit neutrofil (neutrofilia) merupakan gambaran umum reaksi radang.
CRP merupakan protein fase akut yang kadarnya meningkat setelah invasi zat asing dalam waktu yang relatif singkat setelah terjadinya reaksi radang akut atau kerusakan jaringan.
Pada beberapa kasus febris di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri seringkali bahkan hampir 90% dilakukan pemeriksaan Darah Lengkap dimana hitung jumlah neutrofil termasuk didalamnya dan CRP untuk screening awal.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik. Subyek penelitian adalah anak-anak dengan gejala febris, yaitu adanya kenaikan suhu tubuh yang bersifat episodik atau persisten di atas nilai normal. Subyek penelitian yang telah memenuhi kriteria penelitian diambil darahnya untuk mengetahui kadar CRP dan jumlah neutrofil. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai Juli 2012.
Parameter CRP dikerjakan dengan metode sandwich immunometri dengan rentang normal < 5 mg/l dan abnormalitas ≥ 5 mg/l dan dibaca dengan menggunakan alat Nycocard reader yang mengaplikasikan metode nefelometri, sedangkan untuk mengetahui jumlah neutrofil digunakan alat Hematology counter Sysmex KX-21 dengan metode impedan.
Berdasarkan hasil uji chi square terhadap jumlah neutrofil dan kadar C Reaktif Protein, diperoleh tingkat signifikan atau probabilitas < 0,05 yaitu 0,001 dimana jika (p) < α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan jumlah neutrofil dengan kadar C Reaktif Protein pada pasien anak dengan gejala febris.