Karya sastra merupakan media untuk menggambarkan atau merepresentasikan isu-isu yang ada di realitas sosial. Salah satu media sastra yang berfungsi sebagai refleksi sosial adalah film. Film memiliki tanda serta simbol yang di dalamnya seringkali terkandung makna atau maksud tertentu, dan hal tersebut dapat dianalisis menggunakan semiotika. Salah satu film yang mengandung isu-isu sosial adalah film <em>Cinta Tapi Beda</em> (2012). Penulis menggunakan teori semiotika Saussure untuk menganalisis tanda dan simbol yang ada dalam film ini. Dengan teori tersebut, penulis menemukan simbol-simbol terkait isu perbedaan agama, diantaranya pasangan beda Agama, diskriminasi Agama, dan pluralisme Agama. Untuk menganalisis hal tersebut, peneliti menggunakan metode kualitatif deksriptif serta analisis isi. Adapun teori yang digunakan yaitu teori Agama dan kepercayaan oleh Durkheim, teori dari Hercock mengenai diskriminasi Agama, dan teori dari Diana L. Eck mengenai pluralisme. Didapatkan 2 <em>scene</em> yang menyimbolkan perbedaan Agama, 3 <em>scene</em> diskriminasi Agama, serta 4 <em>scene</em> yang menyimbolkan pluralisme Agama.
Dinasti Abbasiyah mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa bidang, salah satunya adalah bidang kesusastraan. Kesusastraan islam menjadi lebih gemilang di era Abbasiyah, karena pemerintah dan seluruh lapisan masyarakatnya memberikan apresiasi yang besar terhadap karya-karya kesusastraan Abbasiyah. Sastra Abbasiyah mengalami pembaruan genre, genre yang dihasilkan menjadi lebih variatif. Dalam karya prosa dan syi’ir, terjadi perluasan makna serta tema dalam karya-karya tulisnya. Tokoh sastra yang cukup populer dalam genre syi’ir dan prosa adalah Ibn Al-Muqaffa dan Abu Nuwas. Adapun pembahasan dalam tulisan ini yakni penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra Abbasiyah, khususnya karya syi’ir Abu Nawas berjudul “al-I’tiraf” dan prosa Ibn Al-Muqaffa berjudul “Kalilah Wa Dimnah”. Metode pendekatan pada analisis ini yakni dengan menggunakan pendekatan teori stilistika, stilistika merupakan metode untuk menganalisis penggunaan gaya bahasa atau majas terhadap suatu karya. Mayoritas gaya bahasa yang digunakan oleh Abu Nuwas dan Ibn Al-Muqaffa berupa majas perumpamaan dan majas pertentangan. Ciri khas karya sastra Abbasiyah dapat terlihat secara eksplisit dalam makna yang dibawakan oleh setiap karya-karyanya, makna ini nantinya menjadi cikal bakal munculnya beberapa genre baru dalam kesusastraan Abbasiyah, yakni novel, hikayat dan riwayat.
Kata kunci: Abbasiyah; Abu Nawas; Gaya bahasa; Ibn Al-Muqaffa; Prosa; Stilistika, Syi’ir
This research focuses on process of identifying the main character’s character development starts by unravelling (1) the characterizations of the main character; (2) the conflicts experienced by the main character; and (3) the character development of main character. The researcher uses the theory of Petrie & Boggs to define character, conflict, and character development. Qualitative descriptive methods and analysis content are used to analyze deep problems to find the answers. The result showed that the conflicts happened to the main character are coming from internal conflict between Cruella and herself and external conflicts between Cruella and Catherine, Baroness, and the society. Also, the development of Cruella character is triggered by conflict, it is shown by the character's development constantly grew when enter the new act/story