Abstract This study aims to determine the application of Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke (5S) in the management of the Electrical Engineering Installation Engineering (TITL) SMK in Medan city.This research uses descriptive qualitative research method. The objects of this research are three TITL practice workshops in different Vocational High Schools, namely: TITL practice workshop at SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, TITL practice workshop at SMK Negeri 2 Medan, and TITL practice workshop at SMK Negeri 5 Medan. Data collection techniques in this study using observation and documents. The data analysis process consists of reducing data, presenting data, concluding and analyzing qualitative data.From the results of research and discussion of the implementation of Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, and Shitsuke in the management of the TITL workshop at SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, it has been carried out very well. This is evident from the average implementation of 5S in the very good category, reaching 82.4%. Meanwhile, the management of the TITL workshop at SMK Negeri 2 Medan has also been carried out well. This is evident from the average implementation of 5S in the good category, reaching 76.4% and for the management of the TITL workshop at SMK Negeri 5 Medan it has also been carried out very well. This is evident from the average implementation of 5S in the very good category, reaching 85.4%.. Key Words: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke (5S) AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke (5S) dalam pengelolaan manajemen bengkel keahlian Teknik Instalasi Tenaga listrik (TITL) SMK di kota Medan.Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah tiga bengkel praktik TITL di Sekolah Menengah Kejuruan yang berbeda yaitu: bengkel praktik TITL SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, bengkel praktik TITL SMK Negeri 2 Medan, dan bengkel praktik TITL SMK Negeri 5 Medan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasidan dokumen. Proses analisis data terdiri dari mereduksi data, menyajikan data, menyimpulkan dan analisis data kualitatif. Dari hasil penelitian dan pembahasan pelaksanaan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke dalam pengelolaan bengkel TITL di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan sudah terlaksana dengan sangat baik. Hal ini terbukti dari rata-rata pelaksanaan 5S dalam kategori sangat baik yaitu mencapai 82,4%. Sedangkan dalam pengelolaan bengkel TITL di SMK Negeri 2 Medan juga sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terbukti dari rata-rata pelaksanaan 5S dalam kategori baik yaitu mencapai 76,4% dan untuk pengelolaan bengkel TITL di SMK Negeri 5 Medan juga sudah terlaksana dengan sangat baik. Hal ini terbukti dari rata-rata pelaksanaan 5S dalam kategori sangat baik yaitu mencapai 85,4%. Kata kunci : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke (5S)
Abstract Along with the development of electronic devices used in households such as fans, rice cookers, and others do not always function appropriately. There are times when the device is damaged, and the user will try to fix it. One way to fix this is to find an electronic equipment repair place. Therefore, the electronic user will lose time and energy to find a service place. So we need an online ordering service that specifically handles the maintenance and repair of household electronic equipment. With this system, it is also beneficial for business actors of electronic equipment repair and maintenance services. They will effortlessly get information about customers who need repair or maintenance services for electronic equipment. Thus this system is expected to facilitate service users and increase the income of service users.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Merakit Personal Computer (PC) pada pokok bahasan Merencanakan kebutuhan dan Spesifikasi Personal Computer (PC) yang diajar dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 1Tanjung Pura tahun ajaran 2013/2014.Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 1 Tanjung Pura tahun ajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas X TKJ yang berjumlah 74 orang. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan cara teknik random, dimana yang terpilih sebagai kelas eksperimen (kelas yang menggunakan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah kelas X TKJ 1 yang berjumlah 37 siswa, sedangkan yang terpilih sebagai kelas kontrol (kelas yang menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori) adalah kelas X TKJ 2 yang juga berjumlah 37 siswa. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data dijaring dengan menggunakan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah validitas test, indeks kesukaran soal, reliabilitas test, pengolahan data, dan teknik analisis data. Penelitian ini dilakukan selama 3 pertemuan. Hasil belajar siswa pada pokok bahasan merencanakan Kebutuhan dan Spesifikasi PC yang diajar dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki skor rata-rata 24.027 sedangkan dengan menggunakan Strategi Ekspositori memiliki skor rata-rata 16,648. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Strategi Ekspositori pada pokok bahasan Merencanakan kebutuhan dan Spesifikasi PC di kelas X SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/ 2014, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung> ttabel yaitu 13.77>1.66
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan kompetensi mahasiswa dalam perkulaiahan pemrograman komputer antara kelompok yang diberi
pembelajaran dalam bentuk proyek dengan kelompok yang diberi pembelajaran
konvensional, (2) perbedaan kompetensi mahasiswa dalam perkuliahan pemrograman
komputer antara kelompok yang memiliki kemampuan konsep dasar komputer tinggi
dengan kelompok yang memiliki kemampuan konsep dasar komputer rendah, dan (3)
adanya interaksi antara kemampuan konsep dasar komputer dengan strategi
pembelajaran dalam mempengaruhi kompetensi mahasiswa pada pemrograman
komputer.
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik Unimed pada tahun akademik 2006/2007. Metode yang digunakan adalah quasi
eksperimen dengan rancang faktorial 2 x 2. Jumlah sampel penelitian sebanyak 52
orang yang tersebar pada dua kelas perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah
pembelajaran dalam bentuk proyek di suatu kelas, dan pembelajaran konvensional pada
kelas yang lainnya. Data diperoleh dengan melakukan uji kompetensi terhadap
mahasiswa setelah perlakuan pembelajaran diberikan. Analasis data yang digunakan
adalah teknik analisis varian (ANA VA) dua jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Strategi pembelajaran dalam bentuk
proyek memberikan kompetensi mahasiswa yang lebih baik bila dibandingkan dengan
strategi pembelajaran konvensional pada perkuliahan pemrograman komputer, hal ini
terlihat dari nilai kompetensi rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang diajar
dengan pembelajaran dalam bentuk proyek mencapai 77,88, sedangkan kelompok
mahasiswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional hanya mencapai 69,62, (2)
Kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan konsep dasar komputer tinggi
memperoleh nilai kompetensi yang lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok
mahasiswa yang memiliki kemampaun konsep dasar komputer rendah, hal ini terlihat
dari nilai kompetensi rata-rata yang diperoleh mahasiswa pada kelompok yang memiliki
kemampuan konsep dasar komputer tinggi mencapai 76,54, sedangkan kelompok
mahasiswa yang memiliki kemampuan konsep dasar komputer rendah hanya mencapai
70,96, (3) Teljadi interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan konsep
dasar komputer dalam mempengaruhi kompetensi mahasiswa pada perkuliahan
pemrograman komputer, hal ini terbukti dari basil penelitian yang menunjukkan bahwa
bagi kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan konsep dasar komputer tinggi
memperoleh nilai kompetensi lebih baik bagi yang diajar dengan pembelajaran dalam
bentuk proyek, sedangkan bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan konsep dasar
komputer rendah memperoleh nilai kompetensi lebih baik bagi yang diajar dengan
strategi konvensional. Dengan demikian diharapkan bagi dosen/instruktur yang
mengajar pemrograman komputer untuk dapat menerapkan pembelajaran dalam bentuk
proyek guna meningkatkan kompetensi mahasiswa.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berbasis Internet of Things (IoT) sebagai media pembelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan. Sistem monitoring ini dinamakan EduSolar, yang dirancang menggunakan kombinasi perangkat keras seperti mikrokontroler Arduino UNO, modul sensor arus, tegangan, daya, intensitas cahaya, serta modul WiFi ESP8266 untuk konektivitas IoT. Sistem EduSolar dapat memantau dan menampilkan parameter-parameter penting PLTS secara real-time melalui antarmuka website. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan ADDIE yang terdiri dari tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Hasil validasi ahli media menunjukkan persentase kelayakan 81,28%, sedangkan validasi ahli materi mencapai 80,83%. Uji respon mahasiswa juga menunjukkan bahwa sistem EduSolar dinyatakan "layak" digunakan sebagai media pembelajaran dengan persentase 78,46%. Dengan demikian, sistem monitoring PLTS berbasis IoT yang terintegrasi sebagai media pembelajaran ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang teknologi energi surya. Kata Kunci: Sistem Monitoring PLTS, IoT, Media Pembelajaran, Pembelajaran Interaktif, Energi Surya. Abstract: This research aims to develop an Internet of Things (IoT)-based solar power plant (PLTS) monitoring system as a learning media in the Department of Electrical Engineering Education at Medan State University. The monitoring system is called EduSolar, designed using a combination of hardware devices such as the Arduino UNO microcontroller, current, voltage, power, and light intensity sensor modules, as well as the ESP8266 WiFi module for IoT connectivity. The EduSolar system can monitor and display real-time important parameters of the solar power plant through a website interface. This research utilizes the ADDIE development method, which consists of analysis, design, development, implementation, and evaluation stages. The validation results from media experts showed a feasibility percentage of 81.28%, while the validation by subject matter experts reached 80.83%. The student response test also indicated that the EduSolar system was deemed "feasible" as a learning media with a percentage of 78.46%. Therefore, this IoT-based PLTS monitoring system integrated as a learning media has been proven effective in enhancing students' understanding of solar energy technology. Keywords: PLTS Monitoring System, IoT, Learning Media, Interactive Learning, Solar Energy.
The authors develop a teacher-parent partnership-based learning system and apply it to investigate through experimentation. Samples were taken by multistage random sampling and placed in two groups. The experiment group involved 56 elementary schools (899 students and 899 parents), and the control group (without using the system) was fifty-two schools (541 students). Describing student competency data using descriptive statistics and competence in the experimental group was tested through one-way ANOVA, Sig. = .05. The students' competence with the partnership-based learning system was better. Student competence in the group of parents' work type, educational level, and economic level appears to vary. The kind of parents' work interacted with parents' academic rank and parents' financial status levels. In conclusion, various parents' backgrounds play a crucial role in partnership learning through internet-based learning systems, which must be considered in learning system use.
Most doors are controlled by persons using keys, security cards, passwords, or patterns to open the door. This paper aims to help users improve the door security of sensitive locations by using face detection and Recognition. The face is a complex multidimensional structure and needs good computing techniques for detection and Recognition. This paper comprises three subsystems: face detection, face Recognition and automatic door access control. Face detection is the process of detecting the region of the face in an image. The look is seen using the viola jones method, and face recognition is implemented using the Principal Component Analysis (PCA). Face Recognition based on PCA is generally referred to as the use of Eigenfaces. If a face is recognized, it is known, else it is unknown. The door will open automatically for the known person due to the command of the microcontroller. On the other hand, the alarm will ring for the unknown person. Since PCA reduces the dimensions of face images without losing essential features, facial images for many persons can be stored in the database. Although many training images are used, computational efficiency cannot be decreased significantly. Therefore, face recognition using PCA can be more beneficial for door security systems than other face recognition schemes.
The experiments had been conducted on electrotechnical teaching by the various blended learning for ensuring the most suitable combination of online learning and face-to-face on a certain type of learning style. There were five experiment groups in this study, which were taken by cluster randomize. Each of them had 35, 36, 33, 32 and 30 of participants respectively. The five groups were randomly selected to be the control group and the experimental group and were obtained. The control groups were full online (Group 1), and full face to face (Group 2), and the experimental groups were the online and face to face compound in 25:75 (Group 3), 50:50 (group 4), and 75:25 (Group 5). The Learning Style type grouping was based on the Questionnaire student filled and got the activist, theorist, pragmatist, and reflector types were 41, 42, 44, and 39 participants respectively. The Electrotechnical Competencies data was analyzed by 2-Way ANOVA, Sig. 0,05, in testing the various blended learning and learning style type effects on electrotechnical competence. It was found the theorist and pragmatist group were better learned by the same composition, while the activist and reflector style were by the 75-25 and 25-75 of OL-F2F composition respectively. It was concluded that It was important to consider the learning style in using blended learning.
A learning model that provides space for parents through flipped classrooms at the elementary school level was developed based on the results of field studies and literature studies. The model is implemented and the results are compared with a flipped classroom without parental involvement. Many participants were involved consisting of teachers, parents, and students from public and private schools. The competence and character of students in the learning group that involves parents are better than the learning group without parental involvement. The group of participants in the learning involving parents generally showed positive attitudes and perceptions towards the implemented learning model. However, to ensure a more appropriate form of practice based on various parental backgrounds, further studies are needed.
